Kompas TV internasional kompas dunia

Di Thailand, 125 Buaya di Penangkaran Terpaksa Dibunuh Gegara Kandangnya Dirusak Angin Topan

Kompas.tv - 30 September 2024, 16:09 WIB
di-thailand-125-buaya-di-penangkaran-terpaksa-dibunuh-gegara-kandangnya-dirusak-angin-topan
Sekitar 125 buaya siam di penangkaran buaya di Lamphun, Thailand, terpaksa dibunuh karena rusaknya kandang akibat angin topan. (Sumber: CrocodileLamphun Via CNN Internasional)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Deni Muliya

LAMPHUN, KOMPAS.TV - Lebih dari 100 buaya terpaksa dibunuh di penangkaran buaya di Thailand, setelah kandang hewan buas tersebut rusak karena angin topan.

Menurut peternak yang dikenal sebagai Crocodile X, ia terpaksa melakukan pembunuhan tersebut demi menghindarkan mereka kabur dari tempat penangkaran.

Natthapak Khumkad, 37 tahun, nama asli Crocodile X, menjalankan penangkatan buaya di Lamphun, Thailand utara.

Baca Juga: Tak Kunci Pintu saat Beri Makan, Penjaga Kebun Binatang Ini Tewas Diterkam Singa

Ia mengatakan tengah bergegas mencari rumah baru bagi Buaya Siam miliknya, ketika melihat tembok yang mengamankan kandang hewan-hewan berisiko runtuh.

Namun, tidak ada tempat yang cukup besar untuk menampung buaya-buaya tersebut, yang beberapa di antaranya memiliki panjang hingga 4 meter.

Demi menghentikan buaya-buaya itu kabur ke pemukiman setempat, Natthapak mengatakan harus membunuh 125 di antaranya pada Sabtu (22/9/2024).

“Saya harus membuat keputusan tersulit dalam hidup saya untuk membunuh mereka semua,” ujarnya dikutip dari CNN Internasional, Jumat (27/9/2024).

“Saya dan keluarga membahas bahwa jika tembok tersebut runtuh, maka kerusakan yang terjadi pada kehidupan masyarakat akan jauh lebih besar daripada yang dapat kami kendalikan. Ini akan melibatkan kehidupan masyarakat dan keselamatan publik,” tambah Natthapak.

Angin Topan Yagi menjadi badai paling keras yang melanda Asia tahun ini.

Angin topan tersebut menyapu sebelah selatan China dan Asia Tenggara pada bulan ini.

Bencana itu meninggalkan kehancuran dengan curah hujan tinggi dan dengan angin yang kencang.

Natthapak mengatakan, penangkarannya telah dibuka selama 17 tahun.

Berhasil bertahan dari musim hujan hingga pada tahun ini, setelah hujan deras terus menerus merusak dinding di tanki buaya.

“Saya harus membuat keputusan dalam waktu kurang dari 24 jam saat saya melihat erosi dengan cepat meningkat,” katanya.

Ia pun menambahkan membunuh buaya-buaya tersebut dengan menyetrum mereka.

Kepala Kantor Nelayan Lamphun, Pornthip Nualanong mengatakan, Natthapak telah menginformasikannya ketika hujan deras mulai mengancam penangkarannya.

“Membunuh buaya-buaya itu merupakan tindakan berani dan bertanggung jawab untuk diambil, karena jika ada buaya dewasa itu yang melarikan diri ke ladang padi terdekat maka akan mengancam keamanan publik,” tuturnya.

Baca Juga: Mengejutkan! Nenek Berusia 80 Tahun Ini Jadi Finalis Miss Universe Korea, Ternyata Ini Niatannya

Di antara yang dibunuh adalah Ai Harn, buaya Jantan tertua dan juga pemimpin kawanan, yang memiliki panjang 4 meter.

Video juga memperlihatkan seorang penggali mengeluarkan tubuh buaya yang mati.

Buaya siam sangat terancam punah, namun mereka banyak dijual dan dibiakkan di Thailand.




Sumber : CNN Internasional




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x