Ia menambahkan bahwa ada dua hal utama yang diperlukan untuk mendukung UNRWA:
Pertama, dukungan politik. Menlu Retno menekankan bahwa tidak ada alternatif lain selain UNRWA untuk membantu situasi kemanusiaan di Palestina. Oleh karena itu, sangat penting untuk melindungi mandat UNRWA dari tekanan politik dan upaya untuk mendelegitimasi Badan PBB tersebut. “Ancaman terhadap UNRWA adalah ancaman bagi kemanusiaan,” tegasnya.
Kedua, dukungan pendanaan. Menlu Retno mengajak semua negara untuk memberikan dukungan pendanaan untuk UNRWA. Ia menyebutkan bahwa Indonesia telah memberikan dukungan konkret dengan melipatgandakan kontribusi tahunan untuk UNRWA pada tahun 2024 dan juga telah berkontribusi untuk mendukung Flash Appeal UNRWA.
Menutup pidatonya, Retno Marsudi menegaskan bahwa pekerjaan UNRWA bukanlah pengganti solusi yang adil bagi masalah pengungsi Palestina.
"Ini adalah respons kemanusiaan terhadap krisis politik yang berlarut-larut," jelasnya.
Baca Juga: Indonesia Mendesak Gerakan Non-Blok untuk Memperkuat Dukungan terhadap Palestina
UNRWA telah menjadi platform utama untuk bantuan kemanusiaan kepada Palestina.
"Mendukung UNRWA bukanlah tindakan amal, melainkan investasi fundamental bagi kemanusiaan, stabilitas, dan perdamaian regional," pungkasnya.
Menlu Retno Marsudi juga mengajak komunitas internasional untuk segera mengakui Negara Palestina dan memberikan keanggotaan penuh di PBB.
“Ini adalah satu-satunya cara untuk memberikan tekanan politik terhadap Israel, dan satu-satunya cara agar kita dapat mencapai Solusi Dua Negara,” tutup Retno Marsudi.
Sumber : Kemlu RI / Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.