Baca Juga: Zelensky Sebut Perang Rusia-Ukraina Bakal Berakhir Lebih Cepat dari Perkiraan
Zelenskyy juga menyebut beberapa negara yang ingin berbicara dengan Putin, namun ia bertanya, "Apa yang bisa mereka dengar darinya — bahwa dia marah karena kami menjalankan hak kami untuk membela rakyat kami, atau bahwa dia ingin terus melanjutkan perang dan teror agar tidak ada yang berpikir dia salah?"
China berulang kali menyerukan pembicaraan antara Ukraina dan Rusia. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa penderitaan dan kehancuran serta meningkatnya ketidakstabilan di wilayah tersebut "harus dibalikkan."
Wang menegaskan bahwa Presiden China Xi Jinping percaya "kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati." China berupaya mengadakan pembicaraan damai dan melakukan diplomasi antar negara, kata Wang, dan upaya ini mendapat dukungan internasional luas. Ia merujuk pada rencana perdamaian bersama China-Brasil yang dikeluarkan awal tahun ini.
Zelenskyy juga mengecam negara-negara yang memasok senjata dan amunisi kepada Rusia, dengan mengatakan bahwa Moskow tidak memiliki alasan yang sah untuk menjadikan Iran dan Korea Utara sebagai "sekutu de facto."
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyuarakan masalah serupa, namun ia juga menuduh China, yang memiliki hubungan dekat dengan Rusia, menyediakan alat mesin, mikroelektronika, dan barang-barang lain yang digunakan Rusia "untuk membangun kembali, mengisi kembali, dan meningkatkan mesin perangnya serta mempertahankan perang brutalnya."
Baca Juga: Erdogan Buka-bukaan Saat Turki Gagal Mediasi Perdamaian Rusia dan Ukraina, Ini yang Jadi Halangan
Wang, yang berbicara setelah Blinken, tidak secara langsung menanggapi tuduhan itu, namun ia mengatakan: "Saya juga ingin memperjelas bahwa dalam masalah Ukraina, setiap upaya untuk mengalihkan tanggung jawab kepada China atau menyerang dan memfitnah China adalah tidak bertanggung jawab dan tidak akan menghasilkan apa-apa."
Blinken juga menuduh Iran menyediakan drone bersenjata kepada Rusia sejak 2022 dan mengirimkan ratusan rudal balistik jarak pendek beberapa minggu lalu, yang dibantah oleh Presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian.
Korea Utara juga dilaporkan telah mengirim senjata dan amunisi, termasuk rudal balistik dan peluru artileri, ke Rusia melalui kereta.
"Semakin Rusia bergantung pada dukungan mereka, semakin besar tuntutan Iran dan Korea Utara sebagai balasannya," kata Blinken. "Dan semakin banyak yang Putin berikan kepada Pyongyang dan Teheran, semakin besar ancaman yang diperburuk terhadap perdamaian dan keamanan."
Blinken juga menjawab kritik dari negara-negara yang mempertanyakan bantuan militer kepada Ukraina dan menyalahkan negara-negara yang memasok materi militer kepada Rusia. "Rusia adalah agresor, Ukraina adalah korban," kata Blinken.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.