WASHINGTON, KOMPAS.TV – Amerika Serikat (AS) akan mengirimkan bantuan militer senilai USD375 juta atau sekitar Rp5,7 triliun (kurs Rp15.261 per dolar) ke Ukraina, yang mencakup bom klaster jarak menengah dan berbagai roket, artileri, serta kendaraan lapis baja.
Hal itu diungkapkan pejabat AS pada Selasa (24/9/2024). Jumlah pasti bom klaster yang akan dikirim, belum diumumkan.
Pengumuman ini diperkirakan akan disampaikan pada Rabu (25/9/2024), saat para pemimpin dunia berkumpul di Majelis Umum PBB, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berupaya memperkuat dukungan serta membujuk AS agar mengizinkan pasukannya menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia.
Baca Juga: Zelensky Sebut Perang Rusia-Ukraina Bakal Berakhir Lebih Cepat dari Perkiraan
Pada Kamis (26/9/2024), Zelenskyy dijadwalkan bertemu Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris di Washington.
Paket bantuan ini mencakup bom udara-ke-darat dengan amunisi klaster yang dapat digunakan oleh jet tempur Ukraina namun dikecam oleh berbagai pihak, amunisi untuk sistem roket HIMARS, Javelin dan sistem anti-armor lainnya, kendaraan anti-ranjau (Mine Resistant Ambush Protected), sistem jembatan, dan perlengkapan militer lainnya.
Pejabat AS yang berbicara secara anonim mengungkapkan, ini adalah salah satu paket senjata terbesar yang dikirimkan baru-baru ini, yang semuanya berasal dari stok Pentagon, seperti dilaporkan Associated Press.
Baca Juga: Erdogan Buka-bukaan Saat Turki Gagal Mediasi Perdamaian Rusia dan Ukraina, Ini yang Jadi Halangan
Namun, bantuan ini berisiko terhenti karena pendanaan senilai USD6 miliar atau sekitar Rp91,6 triliun (kurs Rp15.261 per dolar) untuk Ukraina mungkin akan habis pada akhir bulan ini kecuali Kongres AS memperpanjang izin Pentagon untuk mengirimkan lebih banyak senjata.
Para pemimpin Kongres sedang bernegosiasi untuk memperpanjang izin ini, di tengah perdebatan internal yang semakin panas.
Di lapangan, pasukan Ukraina terus mengalami kesulitan, meskipun AS terus menambah bantuan senjata.
Baca Juga: Uni Eropa Janji Pinjamkan Ukraina hingga Rp 590 Triliun untuk Bangun Kembali Ekonomi dan Listrik
Pertempuran sengit terjadi di wilayah perbatasan Kharkiv, di mana Ukraina berhasil merebut kembali sebuah pabrik di Vovchansk.
Pasukan Ukraina juga mencoba mempertahankan posisinya di wilayah Kursk, Rusia, setelah serangan nekat mereka bulan lalu.
Bantuan ini diumumkan setelah kunjungan Zelenskyy ke sebuah pabrik amunisi di Pennsylvania, AS, tempat produksi peluru 155 mm yang sangat dibutuhkan oleh Ukraina untuk melawan Rusia.
Kunjungan tersebut menunjukkan bagaimana Ukraina sepenuhnya bergantung pada suplai senjata dari Barat.
Sejak invasi Rusia pada Februari 2022, AS telah mengirimkan bantuan militer senilai lebih dari USD56,2 miliar atau sekitar Rp857,7 triliun (kurs Rp15.261 per dolar) ke Ukraina.
Hal itu memperkuat kesan bahwa AS menggunakan Ukraina sebagai alat dalam permainan geopolitiknya melawan Rusia.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.