MOSKOW, KOMPAS.TV — Pemerintah Rusia pada Selasa (24/9/2024) mengutuk serangan Israel yang terus berlanjut di wilayah Lebanon dan menyebabkan ratusan korban sipil tewas.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataannya menyebut, serangan Israel di kawasan perumahan Lebanon dengan alasan adanya penyimpanan senjata Hizbullah sehingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan sipil serta kerusakan besar terhadap infrastruktur, tidak dapat diterima.
“Serangan tanpa pandang bulu di wilayah perumahan dengan dalih adanya senjata Hizbullah mengakibatkan korban sipil yang sangat besar serta kehancuran infrastruktur sipil yang signifikan,” ujar Zakharova dikutip dari Anadolu.
Mengutip laporan dari Kementerian Kesehatan Lebanon, Zakharova mengatakan bahwa setidaknya 492 orang tewas pada Senin lalu, termasuk di antaranya sekitar 150 perempuan dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 1.600 orang mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Tragedi terbaru terjadi pada pagi hari tanggal 24 September, ketika serangan udara Israel di Lembah Bekaa merenggut nyawa satu keluarga yang terdiri dari 10 orang.
Sebelumnya, pada 20 September, serangan udara Israel di kawasan padat penduduk di Beirut menewaskan lebih dari 50 orang.
Dalam kesempatan tersebut, Zakharova juga mendesak dilakukannya gencatan senjata secepat mungkin guna mencegah konflik semakin meluas.
Ia menekankan pentingnya mencari solusi politik dan diplomatik untuk menghentikan lingkaran kekerasan di Timur Tengah.
"Segala upaya harus dilakukan agar Timur Tengah tidak jatuh ke dalam konflik bersenjata skala penuh, yang akan berdampak buruk tidak hanya pada kawasan ini, tetapi juga bagi dunia," ucap Zakharova.
Baca Juga: Korban Tewas Selama Dua Hari Serangan Israel di Lebanon Capai 558 Orang
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.