PORT-AU-PRINCE, KOMPAS TV - Presiden Kenya, William Ruto tiba di Haiti pada Sabtu (21/9/2024) dengan menyatakan kehadiran polisi Kenya telah meningkatkan keamanan di negara itu.
Namun, klaim ini bertentangan dengan peringatan dari seorang ahli keamanan PBB yang baru-baru ini menyatakan bahwa kekerasan di Haiti semakin memburuk seiring dengan meluasnya kendali geng.
Setelah sampai di Haiti, Ruto lantas berjalan melewati petugas bersenjata di karpet merah kecil dan menuju ke pangkalan polisi Kenya di bandara.
Ia bertemu dengan polisi yang terlibat dalam operasi melawan geng serta pejabat tinggi dari Haiti dan Kanada.
"Anda telah mewakili rakyat Kenya dengan keberanian dan profesionalisme," kata Ruto kepada polisi Kenya yang hadir.
Ruto mengklaim penempatan polisi Kenya memperkuat infrastruktur keamanan dan memungkinkan pengungsi Haiti untuk kembali ke rumah mereka.
Namun, banyak warga setempat berpendapat bahwa kekerasan tetap sama parahnya, jika tidak lebih buruk, dibandingkan sebelum polisi Kenya dikerahkan pada bulan Juni.
Ruto menyatakan, keinginannya untuk mendengarkan pengalaman pasukan Kenya sebelum pergi ke New York.
Tujuannya ke New York tak lain untuk berdiskusi dengan para pemimpin PBB tentang bagaimana mendukung pasukan Kenya dan Jamaika yang kekurangan sumber daya dalam menghadapi geng-geng itu.
Kenya adalah negara pertama yang mengirimkan pasukan sebagai bagian dari upaya PBB yang lebih besar untuk menstabilkan Haiti.
Untuk Haiti telah menghadapi peningkatan kekerasan dan ketidakstabilan politik sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada tahun 2021.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.