"Tampaknya Korea Utara mengisyaratkan uji coba nuklir ketujuhnya sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November, terutama sebelum ulang tahun berdirinya Partai Pekerja yang berkuasa pada 10 Oktober," kata Cheong Seong-chang, seorang pakar di Institut Sejong.
Kementerian Pertahanan menyuarakan pandangan serupa, seraya menambahkan bahwa analisis lebih lanjut sedang dilakukan.
"Dengan mengungkapkan fasilitas tersebut, Korea Utara tampaknya berusaha memperkuat persatuan dalam negeri sambil membanggakan kemampuan nuklirnya dan meningkatkan ancaman nuklir," kata seorang pejabat kementerian.
Badan mata-mata Korea Selatan juga mengatakan ada tanda-tanda bahwa Korea Utara sedang berupaya untuk secara signifikan memajukan teknologinya dalam miniaturisasi senjata nuklir melalui enam uji coba nuklir sebelumnya.
Baca Juga: Kim Jong Un Siap Perang dengan AS, Janji Bakal Perkuat Senjata Nuklir
Kementerian Unifikasi telah memperingatkan Korea Utara agar tidak melanjutkan uji coba nuklir apa pun tetapi memperingatkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya jika negara itu menentang peringatan internasional.
"Meskipun kami tidak akan berspekulasi mengenai kemungkinan uji coba nuklir, jika Korea Utara terus maju meskipun ada peringatan global, mereka akan menghadapi tingkat pencegahan dan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Koo Byoung-sam, juru bicara kementerian, dalam jumpa pers.
Fasilitas nuklir di Yongbyon pertama kali diperkenalkan kepada dunia luar pada November 2010, ketika Korea Utara mengizinkan kunjungan ilmuwan dari Universitas Stanford, yang dipimpin oleh fisikawan nuklir Siegfried Hecker.
Pada saat itu, Korea Utara mengeklaim memiliki 2.000 sentrifus nuklir yang beroperasi di Yongbyon. Sejak saat itu, citra satelit menunjukkan Korea Utara terus memperluas fasilitas pengayaan uranium di Yongbyon.
Senjata nuklir dapat dibangun dengan menggunakan uranium yang sangat diperkaya atau plutonium, dan Korea Utara memiliki fasilitas untuk memproduksi kedua bahan tersebut.
Para ahli memperkirakan bahwa Korea Utara secara rahasia menjalankan setidaknya satu fasilitas pengayaan uranium lainnya selain di Yongbyon.
Pada 2018, seorang pejabat Korea Selatan mengatakan Korea Utara diperkirakan telah memproduksi 20 hingga 60 senjata nuklir, meskipun beberapa ahli yakin jumlahnya bisa melebihi 100.
Baca Juga: Putin dan Xi Jinping Beri Ucapan Selamat ke Kim Jong-Un: Bukti Korea Utara, China, Rusia Makin Erat
Sumber : Associated Press/Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.