TEL AVIV, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan saat ini mungkin adalah kesempatan terakhir untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, Senin (19/8/2024). Kesepakatan yang dinilai sebagai kesempatan terakhir untuk mengembalikan para sandera yang ditahan Hamas dan meringankan penderitaan rakyat Palestina setelah 10 bulan konflik.
Kunjungan ini adalah kali ke-9 Blinken ke Timur Tengah sejak konflik dimulai. Meskipun ada optimisme dari mediator seperti AS, Hamas masih tidak puas dengan proposal gencatan senjata terbaru. Sementara, Israel enggan berkompromi.
"Ini adalah momen yang menentukan, mungkin yang terbaik, mungkin kesempatan terakhir, untuk membawa para sandera pulang, mencapai gencatan senjata, dan menuju perdamaian serta keamanan yang abadi," ujar Blinken saat bertemu Presiden Israel Isaac Herzog, di Tel Aviv.
Blinken juga memperingatkan agar tidak ada pihak yang "mengambil langkah-langkah yang dapat menggagalkan proses ini".
Baca Juga: Hamas Tolak Syarat Israel untuk Gencatan Senjata gegara Netanyahu Ingin Kuasai Koridor Philadelphi
Herzog berterima kasih atas dukungan AS dan menyesalkan serangan terbaru terhadap warga Israel.
"Beginilah cara kami hidup hari-hari ini," katanya. "Kami dikelilingi terorisme dari segala arah dan kami bertahan sebagai bangsa yang tangguh."
Pembicaraan lebih lanjut dijadwalkan di Mesir minggu ini, dan Blinken berencana mengunjungi Kairo setelah selesai di Israel.
Sebelumnya, ia mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Konflik ini dimulai pada 7 Oktober 2023 ketika Hamas menyerang Israel, diklaim menewaskan sekitar 1.200 orang yang belakangan diakui sebagian besar adalah tentara Israel, dan menculik sekitar 250 orang.
Baca Juga: Israel Bersikeras Kuasai Koridor Philadelphi di Gaza, Perundingan dengan Hamas Terancam Mentah Lagi
Saat ini, 110 sandera masih diyakini berada di Gaza, meski otoritas Israel memperkirakan sepertiga dari mereka sudah meninggal. Serangan balasan Israel telah membunuh lebih dari 40.000 warga Palestina.
Akhir pekan lalu, Mesir, Qatar, dan AS melaporkan kemajuan dalam kesepakatan. Israel disebut akan menghentikan sebagian besar operasi militer di Gaza dan membebaskan tahanan Palestina sebagai imbalan pembebasan sandera.
Netanyahu mengatakan, "Kami sedang melakukan negosiasi dan bukan hanya memberi dan memberi," menunjukkan bahwa Israel tidak akan mengalah di beberapa hal. Hamas menuduh Israel menambah tuntutan baru, tetapi Israel mengatakan ini adalah klarifikasi dari proposal sebelumnya.
Minggu malam, Hamas menyatakan bahwa Netanyahu terus menghambat kesepakatan dengan menambahkan syarat baru, menuduhnya ingin memperpanjang perang.
Blinken menekankan bahwa ini adalah kesempatan terakhir bagi kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
"Sekarang adalah saatnya bagi semua pihak untuk berkata ya dan tidak mencari alasan untuk mengatakan tidak," tegasnya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.