GAZA, KOMPAS.TV - Hamas dipastikan tak terlibat langsung dalam negoasiasi gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera yang kembali dilakukan di Doha, Qatar.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat senior Hamas, Kamis (15/8/2024)
Ia juga menuduh Israel menyulitkan negoasiasi gencatan senjata karena terus menambahkan syarat baru.
Baca Juga: Hamas Mulai Kehilangan Kepercayaan pada AS sebagai Mediator Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza
Dilansir dari BBC Internasional, kelompok perlawanan Palestina itu menegaskan menginginkan peta jalan untuk implementasi kesepakatan.
Ia juga menegaskan tak akan melanjutkan negosiasi yang bakal memberikan perlindungan bagi Israel untuk melanjutkan perang di Gaza.
Pejabat tersebut mengatakan peta jalan perundingan tersebut harus berdasarkan kesepakatan yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akhir Mei lalu.
Ia juga menuduh Israel terus menambahkan persyaratan baru jelang negosiasi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah telah melakukan hal tersebut, dan menuding Hamas yang meminta perubahan syarat.
Pembicaraan sendiri diharapkan bisa terus dilakukan meski tanpa Hamas.
Mediator Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar mengatakan mereka akan menggunakan Hamas untuk menerapkan rencana yang akan menyelesaikan masalah tersisa.
Negosiasi gencatan senjata mengalami beberapa kemunduran bulan lalu dan ditangguhkan sejak pemimpin politik dan kepala perunding Hamas, Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran, Iran.
AS berharap penyelesaian kesepakatan dapat mencegah Iran melakukan pembalasan atas pembunuhan Haniyeh terhadap Israel, yang tak mengonfirmasi atau menyangkal keterlibatannya, dan mencegah konflik regional.
Baca Juga: WHO Kembali Nyatakan Wabah Mpox sebagai Darurat Kesehatan Global
AS telah meningkatkan upaya diplomatiknya menjelang perundingan tersebut.
Pada Rabu (14/8/2024), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Perdana Menteri Qatar Mohammed Bin Abdulrahman Al-Thani, mengatakan dalam pembicaraannya, bahwa tak ada pihak di kawasan yang boleh mengambil tindakan yang akan merusak upaya mencapai kesepakatan.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, Blinken juga berbicara secara terpisah dengan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.