Kompas TV internasional kompas dunia

Roket China Hancur di Orbit Bumi, Ciptakan Awan Penuh Puing

Kompas.tv - 10 Agustus 2024, 12:05 WIB
roket-china-hancur-di-orbit-bumi-ciptakan-awan-penuh-puing
China meluncurkan roket Long March 6 dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan, Selasa (6/8/2024) (Sumber: Zheng Bin/Xinhua via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Sebuah roket China hancur di orbit bumi dan akhirnya menciptakan awan penuh puing yang terdiri dari ratusan kepingan roket.

Sebuah roket Long March 6A diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan, Selasa (6/8/2024), yang membawa 18 satelit G60 di orbit, dan dikabarkan hancur di orbit bawah bumi.

Hal itu menandai penerapan pertama Konstelasi Seribu Layar milik grup Teknologi Satelit Shanghai Spacecom.

Baca Juga: Saksi Mata Ungkap Detik-Detik Pesawat Jatuh yang Tewaskan 61 Orang di Brasil

Mega Konstelasi satelit China dari Spacecom akan mencakup 1.296 satelit, dan ada rencana untuk memperluas kapasitas menjadi sekitar 14.000 untuk menyaingi satelit Starlink Space X.

Adalah Komando Luar Angkasa Amerika Serikat (AS), cabang dari Departemen Pertahanan AS, yang pada Kamis (8/8/2024) mengonfirmasikan hancurnya roket di orbit bawah bumi.

“USSPACECOM telah mengobservasi tak adanya ancaman langsung dan terus melakukan penilaian konjungsi rutin untuk mendukung keselamatan dan keberlanjutan domain luar angkasa,” tutur juru bicara Komando Angkasa AS dikutip dari CNN Internasional.

Komando Angkasa AS menegaskan akan melanjutkan mengawasi serpihan dari roket tersebut dan akan memberikan informasi ke NASA.

“Tak ada ancaman langsung ke pusat pengamatan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), sebagai hasil dari kehancuran itu,” kata Pejabat Hubungan Masyarakat NASA Rob Margetta.

Jumlah puing yang terlacak berubah setiap jamnya pada Kamis, dimulai dengan lebih dari 50 puing yang terlacak oleh Jaringan Sensor Global Slingshot Aerospace.

Komando Luar Angkasa AS pun mengatakan telah melacak lebih dari 300 buah puing-puing.

Spacecom hingga kini masih belum bekomentar terkait masalah tersebut.

Data radar dari organisasi pelacak LeoLabs telah mengonfirmasi bahwa peristiwa itu mengakibatkan setidaknya 700 pecahan puing dan berpotensi lebih dari 900 pecahan.

Menurut Slingshot, dipercaya bahwa roket tersebut pecah pada ketinggian 810km di atas pemukaan bumi.

Puing-puing itu menimbulkan bahaya yang signifikan bagi konstelasi (obit bawah Bumi), di bawah ketinggian 800km.

Sebagai referensi, ISS mengorbit sekitar 408km di atas bumi.

Baca Juga: AS, Mesir, dan Qatar Desak Israel-Hamas Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Sistem sensor Horus Slingshot, yang menyediakan pelacakan satelit di orbit rendah Bumi, mendeteksi serangkaian objek terang dan tak terduga, yang bergerak di sepanjang jalur orbit yang sama dengan badan roket dan satelit G60 yang dikerahkan.

Risiko sebenarnya dari awan penuh puing itu tidak akan diketahui sampai para ahli mempunyai kesempatan untuk menganalisis secara menyeluruh.

Hal itu diyakini memerlukan waktu sekitar satu hari, serta alasan hancurnya roket tersebut masih belum diketahui.




Sumber : CNN Internasional




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x