Sementara Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba saat berkunjung ke China, Rabu (24/7/2024), mengatakan Kiev siap berbicara dengan Rusia asalkan kedaulatan dan integritas wilayah negaranya dihormati sepenuhnya.
Namun, dia menambahkan, Ukraina belum melihat tanda-tanda adanya itikad baik dari Rusia.
Moskow menggambarkan Zelenskyy sebagai boneka Amerika Serikat (AS), karakterisasi yang ditolak presiden Ukraina tersebut.
"Sejauh ini, Anda melihat berbagai pernyataan yang dibuat, dan ini belum cukup jelas. Selain itu, selain masalah legitimasi Zelenskyy, ada juga masalah dengan larangan hukum di Ukraina untuk memiliki kontak dan negosiasi dengan pihak Rusia. Oleh karena itu, masih banyak yang perlu diklarifikasi," kata Peskov.
Ia kemudian ditanya soal kemungkinan Kremlin bernegosiasi dengan Zelenskyy.
"Pertanyaannya tidak mudah. Dari sudut pandang hukum, masalah (legitimasinya) ada di agenda, tetapi dari sudut pandang praktis, kami terbuka untuk mencapai tujuan kami melalui negosiasi. Oleh karena itu, berbagai opsi mungkin saja terjadi."
Baca Juga: Reaksi Rusia Biden Mundur dari Pilpres AS 2024, Dianggap Bertanggung Jawab atas Perang di Ukraina
Pada Mei lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan siap menghentikan perang di Ukraina dengan gencatan senjata yang dinegosiasikan, tetapi ia siap melanjutkan perang jika Kiev dan Barat tidak merespons.
Kemudian pada Juni, Putin mengatakan Rusia akan mengakhiri perang di Ukraina, yang disebutnya sebagai operasi militer khusus, hanya jika Kiev setuju untuk meninggalkan ambisi NATO-nya dan menyerahkan sepenuhnya empat provinsi yang diklaim oleh Moskow.
Permintaan tersebut dengan cepat ditolak oleh Kiev yang menyebutnya sebagai bentuk penyerahan diri.
Sumber : The Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.