Kompas TV internasional kompas dunia

AS Kirim Bom 2 Kuintal ke Israel Meski Serukan Gencatan Senjata di Gaza, Standar Ganda?

Kompas.tv - 12 Juli 2024, 10:39 WIB
as-kirim-bom-2-kuintal-ke-israel-meski-serukan-gencatan-senjata-di-gaza-standar-ganda
Warga Rafah usai serangan bom Israel, Sabtu (11/5/2024). (Sumber: Anadolu)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Iman Firdaus

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) telah setuju untuk mengirim bom sebanyak 500 pon atau 226kg (2 kuintal) ke Israel.

Meski begitu, mereka masih menunda pengiriman bom berkekuatan 2.000 pon atau setara 900kg.

Pada Mei, AS telah menunda pengiriman bom 2.000 pon dan 500 pon karena ada kekhawatiran dampak dari senjata itu jika digunakan oleh Israel pada serangan darat ke Rafah, Gaza.

Baca Juga: Kawanan Gajah Injak Wisatawan hingga Tewas di Afrika Selatan, Gegara Ingin Foto Dari Dekat

Pasalnya ada lebih satu juta warga sipil Palestina yang mencari perlindungan di sana.

“Kami telah jelas bahwa kekhawatiran kami adalah pada penggunaan akhir bom seberat 2.000 pon tersebut, khususnya untuk kampanye Rafah, Israel yang telah mereka umumkan akan selesai,” ujar seorang pejabat AS yang meminta anonimitas, Rabu (10/7/2024) dikutip dari Al-Jazeera.

Jika diledakan, bom seberat 500 pon bisa mencederai arau membunuh sekitarnya dalam radius ledakan 20 meter.

Sedangkan kerusakan bom 2.000 pon bisa mencapai radius 35 meter, berdasarkan Proyek Alternatif Pertahanan (PDA), yang menetapkan kebijakan penelitian dan analisis pertahanan.

Menurut sumber yang mengerti masalah ini, AS  mengatakan kepada Israel bahwa mereka tetap mengirimkan bom 500 pon, tetapi tetap menahan yang lebih besar.

Hal ini jelas akan membuat kritikan terhadap pemerintahan Joe Biden akan membesar, atas dukungan terhadap Israel di Gaza.

Apalagi, diyakini banyak yang menganggap hal ini sebagai standar ganda, karena AS terus menyerukan agar gencatan senjata dilakukan.

Baca Juga: Lebih 60 Jasad Ditemukan Terkubur Puing Pengeboman Israel di Kota Gaza, AS Kirim Tambahan Amunisi

Sebelumnya, pada Juni, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menuduh Washington telah menahan pengiriman senjata dan meminta pejabat AS menyelesaikan situasi itu.

Pemerintahan Biden sendiri membantah klaim Netanyahu, dan mengungkapkan kekecewaan atas pernyataan sang PM Israel.

Sementara itu, pada kunjungannya ke Washington, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan ada perkembangan signifikan atas pasojan senjata AS ke Israel.


 



Sumber : Al-Jazeera



BERITA LAINNYA



Close Ads x