Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Serang Kamp Pengungsi Shati di Gaza, Saudara Perempuan Pemimpin Hamas Tewas

Kompas.tv - 25 Juni 2024, 22:50 WIB
israel-serang-kamp-pengungsi-shati-di-gaza-saudara-perempuan-pemimpin-hamas-tewas
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menghadiri pertemuan dengan wartawan-wartawan asing di Hotel al-Mat haf di Gaza City, Jalur Gaza, Kamis, 20 Juni 2019. (Sumber: AP Photo/Adel Hana)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Edy A. Putra

 

GAZA, KOMPAS.TV - Saudara perempuan dari pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Shati di Gaza, Selasa (25/6/2024).

Dalam pernyataan resminya, Hamas menyebut serangan Israel di kamp pengungsi itu total menewaskan 10 orang.

"Serangan Israel menghantam rumah keluarga Haniyeh di kamp pengungsi Al-Shati yang mengakibatkan kematian sepuluh warga sipil, termasuk saudara perempuan pemimpin gerakan Hamas, Ismail Haniyeh," kata Hamas, dikutip The Jerusalem Post.

Terkait kematian saudaranya, Haniyeh menegaskan perjuangan rakyat Palestina akan semakin kuat.

"Darahnya yang bercampur dengan darah rakyat kami hanya akan membuat kami lebih kuat," ucapnya.

Sementara Al Jazeera yang mengutip keterangan pertahanan sipil Gaza melaporkan, serangan udara Israel ke kamp pengungsi Shati menewaskan 10 kerabat Haniyeh termasuk saudara perempuannya.

Hamas menyatakan serangan-serangan Israel, termasuk pengebomam rumah keluarga Haniyeh di kamp pengungsi Shati, mengonfirmasi Israel secara sengaja menargetkan warga sipil.

Dilansir Al Jazeera, dalam sebuah pernyataan, Hamas menyatakan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden "bertanggung jawab atas berlanjutnya genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza dengan memberikan perlindungan politik dan militer (kepada pasukan Israel) untuk membuat kehancuran."

Baca Juga: Ismail Haniyeh Tetap Kobarkan Semangat Meski 3 Putranya Tewas: Berharap Hamas Mengalah Itu Khayalan

 

Sejak Israel menyerang Gaza pada 7 Oktober tahun lalu, keluarga dari anggota Hamas seringkali menjadi korban serangan Israel.

Pada bulan April lalu, kantor kejaksaan Israel mendakwa Zebah Abdel Salem Haniyeh, 57 tahun, saudara perempuan Haniyeh lainnya, yang tinggal di Tel Sheva, Israel.

Dia ditangkap atas tuduhan memiliki hubungan dengan Hamas dan terlibat penghasutan serta mendukung terorisme. Zebah kemudian dibebaskan dan menjadi tahanan rumah pada bulan Mei.

Selain itu, tiga putra Haniyeh juga tewas dalam serangan udara Israel di Gaza pada bulan April.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa pagi, militer Israel mengatakan mereka beroperasi atas dasar informasi intelijen dari militer Israel dan Shin Bet (Badan Keamanan Israel).

Pesawat militer Israel menyerang dua bangunan di kamp pengungsi Shati dan Daraj Tuffah di utara Gaza.

Israel menuding bangunan tersebut digunakan Hamas yang terlibat dalam perencanaan serangan terhadap Israel dan penyanderaan pada 7 Oktober. 

Israel menuduh para anggota Hamas beroperasi dari dalam sebuah sekolah di wilayah tersebut.

Tentara Israel menyatakan mereka telah mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi kerugian sipil dengan menggunakan berbagai sumber intelijen, menggunakan informasi dari pengawasan udara, dan menggunakan amunisi yang tepat.

Namun, Al Jazeera melaporkan, selain serangan ke kamp pengungsi Shati, pada Selasa pagi, Israel juga melancarkan serangan ke sekolah-sekolah di Gaza City. Menurut tim medis, serangan-serangan itu menewaskan sedikitnya 14 orang.

Israel terus menuding Hamas menyalahgunakan struktur sipil dengan menggunakannya untuk kegiatan militer yang melanggar hukum internasional. 

Baca Juga: Ismail Haniyeh: Respon Hamas soal Gencatan Senjata Sejalan dengan Prinsip Usulan dari AS


 



Sumber : The Jerusalem Post/Al Jazeera



BERITA LAINNYA



Close Ads x