Kompas TV internasional kompas dunia

Amerika Serikat Dilanda Kubah Panas dan Gelombang Panas, Apa Bedanya?

Kompas.tv - 19 Juni 2024, 10:09 WIB
amerika-serikat-dilanda-kubah-panas-dan-gelombang-panas-apa-bedanya
BERKAS - Suhu tidak resmi mencapai 108 derajat saat senja di Bandara Internasional Sky Harbor di Phoenix, pada 12 Juli 2023. Amerika Serikat tahun lalu mengalami gelombang panas terbanyak sejak tahun 1936, menurut analisis Associated Press berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. (Sumber: AP Photo/Matt York, Berkas)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Iman Firdaus

NEW YORK, KOMPAS.TV – Dalam beberapa hari terakhir, sebagian besar wilayah Midwest dan Timur Laut Amerika Serikat mengalami panas ekstrem yang memunculkan istilah-istilah seperti kubah panas (heat dome) dan gelombang panas (heat wave).

Kedua istilah ini sering terdengar seiring dengan meningkatnya suhu global. 

Lantas, apa perbedaan antara kubah panas dan gelombang panas?

Kubah Panas

Dilansir dari Associated Press, kubah panas adalah fenomena atmosfer yang menyebabkan suhu tinggi di permukaan bumi. 

Ken Kunkel, profesor riset ilmu atmosfer di North Carolina State University, menjelaskan bahwa kubah panas terjadi ketika sistem tekanan tinggi terbentuk di atmosfer bagian atas. 

Sistem ini menyebabkan udara di bawahnya turun dan terkompresi, sehingga menaikkan suhu di atmosfer bagian bawah. Udara panas yang mengembang ini menciptakan kubah yang menonjol.

Kubah panas akan mempengaruhi sebagian besar wilayah timur Amerika Serikat, dari negara bagian Great Plains hingga Maine. Bahkan beberapa lokasi mungkin mencatat suhu tertinggi sepanjang sejarah. 

Studi baru menunjukkan bahwa perubahan iklim membuat gelombang panas raksasa bergerak lebih lambat, mempengaruhi lebih banyak orang untuk waktu yang lebih lama dengan suhu lebih tinggi di wilayah yang lebih luas.

Hampir 77 juta orang di Amerika Serikat berada di bawah peringatan panas ekstrem pada hari Selasa (18/6/2024).

Peringatan panas ekstrem lainnya juga terjadi di wilayah Phoenix pada hari Kamis (20/6/2024) dan Jumat (21/6/2024), dengan suhu tinggi mencapai 114 derajat Fahrenheit (45,5 derajat Celsius) dan 116 derajat Fahrenheit (47 derajat Celsius), menurut meteorolog Ted Whittock dari National Weather Service.

Sebelumnya, pada bulan ini, wilayah Barat Daya AS juga mengalami kubah panas yang muncul lebih awal dari biasanya. Tahun lalu, di Phoenix, terjadi 645 kematian yang terkait dengan panas.

Baca Juga: Bagaimana Masyarakat Muslim di Amerika Serikat Rayakan Iduladha 2024?

Gelombang Panas

Gelombang panas didefinisikan berdasarkan intensitas panas, durasi, dan lokasi terjadinya. 

Jeff Masters, meteorolog dari Yale Climate Connections, menyebutkan bahwa beberapa hari dengan suhu di atas 90 derajat Fahrenheit (sekitar 32 derajat Celsius) di Texas adalah hal biasa.

Namun, di Midwest dan Timur Laut, suhu diperkirakan mencapai pertengahan hingga akhir 90-an Fahrenheit minggu ini, dengan indeks panas mencapai 100 derajat Fahrenheit (38 derajat Celsius) atau lebih.

"Penduduk di wilayah tersebut tidak terbiasa dengan panas seperti itu," kata dia. 

National Weather Service menyatakan beberapa daerah kemungkinan akan mencapai rekor suhu harian, dengan gelombang panas berlangsung sepanjang minggu hingga akhir pekan.

Kombinasi langit cerah dan sudut matahari yang lebih tinggi di musim panas dapat menghasilkan indeks panas yang tinggi, sebuah ukuran suhu yang dikombinasikan dengan kelembapan.

Kelembapan membuat cuaca terasa lebih panas karena tubuh berkeringat untuk mendinginkan diri dan bekerja lebih keras ketika udara sudah lembap.

Di Detroit, suhu diperkirakan mencapai pertengahan 90-an Fahrenheit dengan indeks panas sekitar 100 derajat Fahrenheit (38 derajat Celsius) di beberapa daerah perkotaan. 

Suhu normal untuk waktu ini di Detroit biasanya berada di kisaran awal 80-an Fahrenheit. Di Chicago, suhu pada hari Senin mencapai 97 derajat Fahrenheit (36,1 derajat Celsius), memecahkan rekor tahun 1957. 

Kondisi panas dan lembap akan terus berlanjut minggu ini, dengan indeks panas puncak mendekati 100 derajat Fahrenheit (38 derajat Celsius).

Di Cincinnati, Ohio, suhu pada hari Selasa diperkirakan mencapai 96 derajat Fahrenheit (36 derajat Celsius), namun akan terasa seperti 104 derajat Fahrenheit (40 derajat Celsius) menurut layanan cuaca. 

Di Albany, New York, suhu akan mencapai 95 derajat Fahrenheit (35 derajat Celsius) atau lebih dari hari Selasa hingga Kamis, dengan puncak suhu 97 derajat Fahrenheit (36 derajat Celsius) dan indeks panas di atas 100 derajat Fahrenheit (38 derajat Celsius). 

Gubernur New York, Kathy Hochul, telah mengaktifkan National Guard untuk membantu dalam keadaan darurat akibat panas ekstrem.

Baca Juga: Aksi Pelajar Amerika Serikat Mogok dan Protes Serangan Israel ke Gaza


 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x