ST. PETERSBURG, KOMPAS.TV - Presiden Vladimir Putin terus memiankan psywar dengan rival-rivalnya sejak melakukan serangan ke Ukraina.
Ia kembali mengeluarkan pernyataan mengancam dengan mengklaim memiliki bom nuklir lebih banyak ketimbang Amerika Serikat (AS) dan Barat.
Meski begitu, Putin sendiri yang kemudian mencoba menurunkan tensi ketegangan dengan menegaskan tak perlu berpikir perang nuklir akan terjadi.
Baca Juga: PM Denmark Diserang Pria Tak Dikenal, Pelaku Langsung Ditangkap
“Tak perlu berpikir mengenai itu (perang nuklir). Saya juga meminta setiap orang tak berpikir mengenai itu,” kata Putin di Forum Ekonomi St. Petersburg, Jumat (7/6/2024), dikutip dari CNN Internasional.
Asosiasi Kontrol Persenjataan mengungkapkan bahwa persediaan nuklir Rusia memang lebih banyak ketimbang AS.
Rusia disebut memiliki 6.250 kepala nuklir, sedangkan AS memiliki sekitar 5.500.
Putin memang kerap menyebut-nyebut penggunaan senjata nuklir bagi lawan-lawan yang menentang operasi militernya ke Ukraina.
Hal itu juga kerap diapungkannya terhadap pihak-pihak yang memberikan bantuan militer ke Ukraina.
Namun, Putin juga yang kemudian kerap menetralisir keadaan dengan menegaskan penggunaan senjata nuklir menjadi opsi yang paling terakhir dilakukan Rusia.
Meski begitu, tindakan tersebut jelas menimbulkan kekhawatiran dan kewaspadaan bagi AS dan juga Barat, yang saat ini mengambil posisi berseberangan dengan Rusia.
Apalagi, Rusia juga kerap memperkenalkan rudal-rudal berteknologi tinggi yang bisa ditempatkan hulu ledak nuklir.
Pernyataan Putin tersebut menjadi salah satu reaksi setelah AS dan sejumlah negara Barat mengizinkan Ukraina menggunakan senjata mereka untuk menyerang wilayah Rusia.
Baca Juga: Putin Kembali Ingatkan, Rusia Selalu Bisa Berperilaku seperti AS dan Berhak Persenjatai Musuh Barat
Ia pun kemudian menegaskan bakal mempersenjatai negara-negara yang bermusuhan dengan AS dan Barat, yang bisa berpotensi menyerang mereka.
Presiden AS Joe Biden sendiri berusaha meredam ketegangan dengan mengatakan tak mengizinkan Ukraina menyerang Moskow dan Kremlin.
Ia mengatakan bahwa Ukraina hanya boleh menggunakan senjata AS di perbatasan, dan kantong-kantong penyerangan Rusia.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.