MOSKOW, KOMPAS.TV – Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pengembangan hubungan dengan negara-negara Afrika menjadi prioritas bagi Moskow, Kamis (6/6/2024).
Berbicara dalam pertemuan dengan Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa di St. Petersburg, Putin menegaskan kehadiran seorang pemimpin Afrika di Forum Ekonomi St. Petersburg (SPIEF) menunjukkan minat yang besar untuk mengembangkan hubungan ini secara bersama-sama.
Putin menyoroti bahwa hubungan antara Rusia dan Zimbabwe sudah terjalin sejak masa perjuangan negara-negara Afrika melawan neokolonialisme. Dia menambahkan sangat menyenangkan melihat volume perdagangan antara kedua negara meningkat pesat selama setahun terakhir.
"Untuk itu, kita harus lebih giat bekerja untuk mendiversifikasi hubungan kita. Kami sepakat untuk terus mengembangkan kerja sama di kedua belah pihak. Format baru juga telah dibuat, termasuk pertemuan dan konsultasi di tingkat menteri luar negeri," ujarnya.
Putin mengumumkan bahwa tahun ini, akan diadakan pertemuan para menteri luar negeri di kota resor Rusia, Sochi, pada musim gugur.
Sementara itu, Mnangagwa mengatakan Afrika bagian selatan dipandang sebagai "wilayah anti-Barat" dan karena itu menghadapi berbagai tantangan baik di tingkat nasional maupun global.
Dia meminta Putin untuk menganalisis di mana Rusia dan Zimbabwe dapat memperluas kerja sama, mengundang kedua negara untuk tetap bersama, terutama karena mereka memiliki pandangan yang serupa tentang banyak isu internasional.
Mnangagwa juga menyebutkan bahwa Amerika Serikat (AS) telah memperkuat kekuatan militernya di Zambia, yang dulu merupakan satu negara dengan Zimbabwe, sehingga menimbulkan ancaman bagi negaranya.
"Kami dulu merupakan bagian dari satu negara yang kini terbagi. AS sedang memperkuat kekuatan mereka di negara ini dari segi keamanan dan dukungan finansial untuk Zambia," jelasnya.
Baca Juga: Melacak Jejak Perluasan Pengaruh Rusia di Afrika, Kini Jadi Mitra Terpilih Gantikan Prancis-AS
Berbeda dengan tetangganya, Zimbabwe bertekad untuk meraih kemerdekaan sejati dan berharap mendapatkan dukungan dari Rusia dalam hal ini.
Rusia semakin gencar memperluas pengaruhnya di Afrika, khususnya di wilayah Sahel yang kaya akan sumber daya mineral namun rentan terhadap konflik.
Diplomat-diplomat top Rusia melakukan kunjungan singkat ke beberapa negara di Afrika sub-Sahara minggu ini, menawarkan bantuan dan dukungan militer sebagai bagian dari upaya Moskow untuk memperkuat hubungannya dengan benua tersebut.
Rusia kini menjadi mitra keamanan pilihan bagi banyak negara di kawasan ini, menggantikan peran tradisional yang sebelumnya dipegang oleh Prancis dan AS. Upaya ini mencerminkan strategi Rusia untuk memperluas pengaruhnya di wilayah yang kaya namun penuh tantangan ini.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, yang semakin sering melakukan kunjungan ke Afrika dalam beberapa tahun terakhir, minggu ini mengunjungi Guinea, Republik Kongo, Burkina Faso, dan Chad.
Dalam kunjungan tersebut, Lavrov menjanjikan dukungan dalam berbagai bentuk, termasuk bantuan militer dan ekonomi, sebagai bagian dari komitmen Rusia untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Afrika.
Moskow juga semakin agresif dalam memperluas kerja sama militernya dengan negara-negara Afrika melalui perusahaan keamanan swasta seperti Wagner dan penerusnya, Africa Corps.
Tentara bayaran Rusia dari perusahaan-perusahaan ini memainkan peran penting dalam melindungi pemimpin Afrika serta membantu negara-negara tersebut dalam memerangi kelompok ekstremis. Upaya ini menunjukkan keseriusan Rusia untuk memperkuat posisinya di Afrika sebagai mitra keamanan yang dapat diandalkan.
Sumber : Associated Press / Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.