Ia kemudian mencalonkan diri sebagai wali kota Mexico City dan terpilih pada 2018.
Statusnya sebagai ilmuwan memengaruhi kebijakan publik selama menjabat sebagai wali kota Mexico City.
Saat pandemi Covid-19, Sheinbaum dikenal menerapkan kebijakan pembatasan yang lebih ketat dibanding pemerintah pusat.
Pemerintahan Lopez Obrador cenderung mengesampingkan pelacakan dan pengetesan Covid-19.
Namun, Mexico City justru menggencarkan pengecekan dan membatasi jam kerja dan kapasitas ruangan tertutup.
Claudia Sheinbaum pun tampil mengenakan masker di depan publik dan mendesak warga melakukan pembatasan saat Lopez Obrador masih mengunjungi keramaian selama pandemi.
Sebagai presiden, Claudia Sheinbaum diperkirakan akan menghindari perselisihan terbuka dengan cabang pemerintahan lain yang kerap ditunjukkan Lopez Obrador.
Pakar politik di Universitas Iberoamericana, Acuna Murillo memperkirakan Sheinbaum akan menetapkan garis kebijakan yang sedikit berbedan dengan pendahulunya.
"Kelihatannya ia akan mengambil arah yang berbeda. Saya belum tahu seberapa berbeda," kata Murillo dikutip Associated Press, Selasa (4/6).
Claudia Sheinbaum bakal langsung menghadapi masalah kekerasan yang melanda Meksiko usai dilantik pada 1 Oktober mendatang.
Dalam kampanye, Sheinbaum berjanji akan memperkuat Garda Nasional Meksiko dan memberantas masalah sosial yang membuat pemuda cenderung direkrut kartel.
"Mari saya perjelas, itu bukan berarti (kebijakan) tangan besi, perang, atau otoritarianisme," kata Sheinbaum tentang caranya memberantas geng bersenjata.
"Kami akan mempromosikan strategi yang pencegahan dan terus bergerak ke arah nol impunitas," ujarnya.
Baca Juga: Panggung Kampanye Capres Meksiko Roboh, Sedikitnya 9 Orang Tewas
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.