Pengumuman Jerman datang beberapa jam setelah rudal balistik Rusia menghantam blok apartemen di Kharkiv dan menewaskan setidaknya empat orang dalam serangan malam.
Baca Juga: Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata AS untuk Serang Wilayah Rusia, Perang Dunia di Depan Mata?
Angkatan Udara Ukraina mengatakan Rusia meluncurkan lima rudal balistik S-300/S-400 ke Kharkiv semalam.
Gubernur Oleh Syniehubov mengatakan salah satunya menghantam bangunan tempat tinggal sekitar tengah malam dan diikuti oleh rudal lain 25 menit kemudian yang menghantam petugas penyelamat. Kata dia, setidaknya 25 orang terluka.
Pejabat Ukraina sebelumnya menuduh Rusia menargetkan pekerja penyelamat dengan menghantam bangunan tempat tinggal dengan dua rudal berturut-turut, yang pertama untuk menarik kru darurat ke lokasi dan yang kedua untuk melukai atau membunuh mereka.
Taktik ini disebut double tap dalam jargon militer. Rusia disebut menggunakan metode yang sama dalam perang sipil Suriah.
Pejabat Ukraine mengatakan selain Kharkiv, pasukan Rusia terus menekan di wilayah Donetsk yang lebih jauh ke selatan dan sedang mengumpulkan kekuatan untuk serangan yang diharapkan di wilayah Sumy yang lebih utara.
Baca Juga: Ukraina Ngambek gegara 100 Tank Bantuan Denmark, Jerman, dan Belanda Tak Bisa Digunakan
Pembatasan penggunaan senjata Barat sampai sekarang membuat frustrasi pejabat Ukraina karena militer tidak dapat memerintahkan serangan terhadap pasukan Rusia yang berkumpul di dalam wilayah Rusia.
Sementara kota Kharkiv hanya berjarak 20 kilometer dari Rusia, atau pangkalan Rusia yang digunakan untuk meluncurkan serangan rudal.
Pertanyaan apakah Ukraina boleh menyerang target di wilayah Rusia dengan persenjataan yang disuplai Barat telah menjadi isu sensitif sejak Moskow melancarkan serangan skala penuh pada 24 Februari 2022.
Para pemimpin Barat ragu mengambil langkah tersebut karena berisiko memprovokasi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang telah berulang kali memperingatkan bahwa keterlibatan langsung Barat dapat menempatkan dunia di jalur konflik nuklir.
Namun karena Rusia baru-baru ini mendapatkan angin di beberapa bagian garis depan sepanjang 1.000 kilometer, beberapa pemimpin Barat mendorong perubahan kebijakan yang memungkinkan Kiev menyerang pangkalan militer di dalam wilayah Rusia dengan senjata canggih jarak jauh yang disediakan oleh mitra Baratnya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.