ROMA, KOMPAS TV - Sejumlah anggota oposisi parlemen Italia dari Gerakan 5 Bintang membentangkan bendera Palestina di parlemen hari Selasa, 28/5/2024, untuk memprotes serangan Israel terhadap kota Rafah di Gaza selatan.
Pemimpin gerakan Giuseppe Conte, mantan perdana menteri, membagikan foto dari gedung parlemen yang menunjukkan para anggota parlemen membentangkan setidaknya lima bendera Palestina, "Lagi-lagi pembantaian warga sipil di Rafah. Lebih banyak kematian, lebih banyak kehancuran di antara pengungsi," tulisnya di X.
"Hentikan kegilaan (PM Israel Benjamin) Netanyahu! Dua bangsa dan dua negara untuk Palestina dan Israel," ujarnya.
Sebagai solidaritas dengan Palestina, mahasiswa dari Universitas Sapienza Roma menggelar unjuk rasa di kampus, di mana mereka telah mengadakan protes selama sebulan.
Selain bendera Palestina, para mahasiswa juga membawa poster-poster dalam pawai, beberapa di antaranya bertuliskan "Rafah terbakar," "Israel adalah negara teroris" dan "Sapienza terlibat."
Mereka meneriakkan slogan pro-Palestina seperti "Bebaskan Palestina" dan "Bebaskan Gaza" serta mengutuk pengurus universitas atas kerjasamanya dengan perusahaan-perusahaan Italia yang menjual senjata ke Israel.
Erica, seorang mahasiswa yang menghadiri protes untuk mendukung mahasiswa Sapienza, mengulangi tuntutan mereka agar universitas mengakhiri semua hubungan dengan universitas-universitas Israel, "Mereka terlibat dalam pembunuhan dan pengeboman yang sedang terjadi di Rafah dan di seluruh Palestina pada umumnya," katanya.
Perang Israel selama hampir delapan bulan di Gaza telah menyebabkan lebih dari 36.000 kematian di wilayah pantai yang dilanda perang dan melukai lebih dari 81.100 orang.
Kampanye militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah yang dihuni 2,3 juta orang, meninggalkan sebagian besar warga sipil tanpa tempat tinggal dan berisiko kelaparan.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Tenda Pengungsi di Rafah, 37 Orang Tewas Mengenaskan
Israel membom kamp tenda untuk pengungsi Palestina di kota Rafah, Gaza selatan, pada Minggu meskipun ada keputusan dari Pengadilan Internasional yang memerintahkan untuk menghentikan serangannya di kota itu, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina telah mencari perlindungan dari konflik yang memburuk.
Setidaknya 200 orang tewas, di antaranya wanita dan anak-anak, kata Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada hari Selasa.
Sementara itu tank-tank Israel melakukan serangan kedua di Rafah pada hari Rabu, 29 Mei 2024, setelah Washington mengatakan serangan tersebut tidak dianggap sebagai serangan darat besar-besaran di kota Gaza selatan.
Tank-tank Israel maju ke pusat Rafah untuk pertama kalinya pada Selasa, 28 Mei 2024, setelah malam pengeboman berat, menentang permintaan dari Pengadilan Internasional untuk mengakhiri serangannya di kota itu, salah satu tempat terakhir untuk mencari perlindungan di Gaza.
Tidak seperti taktik yang digunakan dalam serangan darat Israel di bagian lain dari wilayah tersebut, penduduk Rafah mengatakan tank-tank Israel melakukan serangan ke Tel Al-Sultan di Rafah barat dan Yibna serta dekat Shaboura di tengah sebelum mundur ke posisi dekat perbatasan dengan Mesir.
Sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengatakan mereka menghadapi pasukan yang menyerang dengan roket anti-tank dan bom mortir, serta meledakkan alat peledak yang telah ditanam sebelumnya.
Militer Israel mengatakan tiga tentara tewas dan tiga lainnya terluka parah dalam pertempuran di Gaza selatan pada Rabu, tanpa merinci. Penyiar publik Israel, Kan radio, mengatakan mereka terluka oleh alat peledak yang meledak di sebuah bangunan di Rafah.
Penduduk mengatakan pengeboman terus-menerus oleh Israel sepanjang malam menghancurkan banyak rumah di daerah tersebut, di mana sebagian besar orang telah mengungsi setelah perintah evakuasi oleh Israel.
Beberapa warga melaporkan melihat kendaraan lapis baja robotik tanpa awak yang menembak dengan senapan mesin di beberapa bagian kota. Di Gaza utara, tank-tank menembaki beberapa kawasan di Kota Gaza, dan pasukan menyerbu lebih dalam ke Jabalia, kamp pengungsi terbesar di daerah tersebut, dengan penduduk mengatakan distrik permukiman besar dihancurkan oleh tentara.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.