Kompas TV internasional kompas dunia

Dewan Keamanan PBB Tolak Proposal Larangan Senjata di Luar Angkasa yang Diusulkan Rusia

Kompas.tv - 21 Mei 2024, 18:30 WIB
dewan-keamanan-pbb-tolak-proposal-larangan-senjata-di-luar-angkasa-yang-diusulkan-rusia
Utusan Tetap Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menolak proposal resolusi Federasi Rusia yang memuat pelarangan senjata di luar angkasa. Resolusi tersebut gagal mendapatkan sembilan suara yang dibutuhkan agar diloloskan Dewan Keamanan. (Sumber: United Nations)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

NEW YORK, KOMPAS.TV - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menolak proposal resolusi Federasi Rusia yang memuat pelarangan senjata di luar angkasa. Resolusi tersebut gagal mendapatkan sembilan suara yang dibutuhkan agar diloloskan Dewan Keamanan.

Kendati setiap negara menginginkan larangan senjata di luar angkasa, pemungutan suara resolusi yang diusulkan Rusia pada Senin (20/5/2024) membuahkan hasil tujuh mendukung dan tujuh menolak. Swiss absen dalam pemungutan suara ini.

Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia mengusulkan resolusi larangan senjata di luar angkas sekadar sebagai "distraksi". Washington menuduh Moskow sejak lama ingin mengirimkan senjata ke luar angkasa.

Baca Juga: Putin Jawab Tudingan AS, Bantah Rusia Berencana Tempatkan Senjata Nuklir di Luar Angkasa

AS sendiri mengusulkan proposal serupa bersama Jepang pada April lalu, tetapi tidak lolos pemungutan suara. Dalam proposal resolusinya, AS dan Jepang hendak melarang senjata pemusnah massal di luar angkasa. Sedangkan Rusia menginginkan segala jenis senjata dilarang.

Utusan Tetap Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia membantah tuduhan AS bahwa pihaknya berusaha mengelabui dunia. Nebenzia balik menuduh AS bertujuan mempercepat militerisasi luar angkasa.

"Jika mereka (AS dan sekutu) gagal mendukung (resolusi) ini, maka mereka jelas menunjukkan priroritas utama mereka ingin bebas mempercepat militerisasi luar angkasa," kata Nebenzia dikutip Associated Press.

Sejak sebelum eksplorasi luar angkasa dimulai, berbagai negara telah mengkhawatirkan potensi negara musuh memanfaatkan luar angkasa untuk menyerang.

Pada 1967, Uni Soviet dan AS, dua negara yang paling maju dalam eksplorasi luar angkasa waktu itu, menandatangani Perjanjian Luar Angkasa yang menetapkan kedua pihak tidak boleh mengirim senjata ke luar angkasa.

Peneliti Outer Space Institute, Paul Meyer menyebut perjanjian itu penting sebagai kebijakan pencegahan konflik, kendati berbagai negara masih mengorbitkan alat komunikasi dan pengintaian seperti satelit yang dapat digunakan untuk operasi militer.

Meyer pun menyayangkan gagalnya usulan resolusi di Dewan Keamanan PBB tentang larangan senjata di luar angkasa. Ia mengingatkan, konflik di luar angkasa dapat menimbulkan kerusakan ke sistem komunikasi dan pemantauan cuaca yang digunakan jutaan manusia di Bumi.

"Terdapat sikap negatif dan pertengkaran antara kekuatan-kekuatan luar angkasa utama yang terlihat lebih tertarik mengalahkan lawan daripada terlibat dialog konstruktif," kata Meyer.

Baca Juga: Peluncuran Satelit di Jepang Gagal, Roket Meledak dan Jatuh setelah Lepas Landas


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x