DEIR AL-BALAH, KOMPAS.TV — Kematian tujuh pekerja World Central Kitchen (WCK) mengancam akan menghambat upaya Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain dalam membuka koridor maritim untuk bantuan dari Siprus guna membantu meringankan kondisi di Gaza utara. Macetnya bantuan kemanusiaan ini dikhawatirkan akan membuat Gaza terancam bencana kelaparan.
Kapal-kapal yang masih membawa sekitar 240 ton bantuan dari kelompok amal tersebut kembali dari Gaza hanya sehari setelah tiba. Organisasi bantuan kemanusiaan lainnya juga menghentikan operasi di Gaza, dengan alasan terlalu berbahaya untuk menawarkan bantuan. Israel hanya mengizinkan sedikit makanan dan pasokan ke wilayah utara Gaza yang hancur, tempat para ahli mengatakan bencana kelaparan akan segera terjadi.
Korban tewas akibat serangan pada Senin malam itu terdiri dari tiga warga negara Inggris, satu warga negara Polandia, satu warga negara Australia, satu warga negara ganda Kanada-Amerika, dan seorang warga Palestina. Negara-negara tersebut merupakan pendukung utama serangan Israel di Gaza yang telah berlangsung selama hampir 6 bulan, dan beberapa di antaranya mengecam pembunuhan tersebut.
Baca Juga: Netanyahu Akui Pasukan Israel Tewaskan 7 Petugas Kemanusiaan di Gaza: Tidak Sengaja
Israel sudah menghadapi isolasi yang semakin besar seiring dengan meningkatnya kritik internasional terhadap serangan Gaza. Pada hari yang sama dengan serangan udara mematikan tersebut, Israel menimbulkan lebih banyak ketakutan dengan menyerang konsulat Iran di Damaskus dan membunuh dua jenderal Iran. Pemerintah juga menutup stasiun televisi Al Jazeera milik Qatar.
Serangan terhadap konvoi badan amal tersebut juga menyoroti apa yang oleh para kritikus disebut sebagai pengeboman sembarangan yang dilakukan Israel dan kurangnya perhatian terhadap korban sipil di Gaza.
Seperti dikutip dari The Associated Press, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui bahwa militer telah melakukan serangan yang tidak disengaja terhadap orang-orang yang tidak bersalah. Dia mengatakan para pejabat sedang menyelidiki dan akan berupaya untuk memastikan hal serupa tidak terjadi lagi.
WCK mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan militer Israel terkait pergerakan mobilnya. Tiga kendaraan yang bergerak dengan jarak yang jauh ditabrak secara berurutan. Mereka dibiarkan terbakar dan hancur, menandakan adanya beberapa serangan yang ditargetkan.
Setidaknya salah satu kendaraan memiliki logo badan amal yang tercetak di atapnya agar dapat dikenali dari udara. Namun mereka tetap diserang dan senjata Israel bahkan meninggalkan lubang besar di atap kendaraan WCK. Rekaman menunjukkan jenazah di sebuah rumah sakit di kota Deir al-Balah, Gaza tengah, beberapa di antaranya mengenakan alat pelindung diri dengan logo badan amal tersebut.
Baca Juga: Kemarin, Biden Gelar Buka Bersama Tokoh Muslim di Gedung Putih, Bahas Situasi Gaza
TV Israel mengatakan penyelidikan awal militer menemukan bahwa tentara sudah memperhatikan mobil yang digunakan pekerja WCK yang tiba di gudang di Deir al-Balah. Setengah jam kemudian, kendaraan tersebut diserang oleh angkatan udara saat menuju ke selatan. Laporan-laporan tersebut mengatakan tidak jelas siapa yang memerintahkan serangan tersebut dan mengapa.
Sepanjang perang, Israel mengatakan pihaknya berupaya menghindari korban sipil dan menggunakan intelijen canggih untuk menargetkan Hamas dan milisi lainnya. Pihak berwenang Israel menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil karena mereka beroperasi di daerah padat penduduk.
Pada saat yang sama, Israel juga menegaskan bahwa tidak ada target yang terlarang. Pasukan Israel telah berulang kali menyerang ambulans dan kendaraan yang membawa bantuan, serta kantor organisasi bantuan dan tempat penampungan PBB, dan mengeklaim bahwa pejuang bersenjata ada di dalamnya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.