MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, hari Sabtu (2/3/2024), mengingatkan bahwa Amerika Serikat dan beberapa negara lain mungkin akan menggeser isu pendirian negara Palestina merdeka dengan pengumuman resmi penerimaan Palestina sebagai anggota penuh PBB.
Berbicara dalam konferensi pers di sela-sela Forum Diplomasi Antalya di Turki, Lavrov mengatakan tujuan dari rencana ini untuk mengalihkan perhatian, sementara di lapangan Washington akan mempertahankan segalanya seperti sekarang, tanpa adanya negara Palestina yang bersatu dan sebagian besar wilayah Palestina diduduki Israel.
"Menurut data kami, Amerika dan beberapa negara Barat lainnya bermain-main dengan ide tersebut, untuk menyatakan bahwa Palestina telah menjadi negara PBB ke-194. Pengumuman yang indah, Palestina akan memiliki perwakilan tetap dengan semua hak yang dimiliki anggota PBB lainnya," kata Lavrov.
"Dan ini akan mengalihkan perhatian ke efek propaganda, sementara di lapangan (mereka) akan mencoba mempertahankan segalanya seperti sekarang," ujarnya.
Palestina saat ini memiliki status negara pengamat di Majelis Umum PBB, yang diterimanya pada November 2012.
Diplomat Rusia paling tinggi itu juga mengkritik rencana Israel untuk mengubah Jalur Gaza menjadi "zona penyangga," mengatakan hal itu melanggar semua kerangka hukum internasional.
Lavrov menegaskan negara Palestina bukanlah "keinginan semata," dan tanpa pendiriannya "tidak mungkin untuk menghentikan kekerasan di Timur Tengah, meredakan jalanan Arab yang melihat ketidakadilan, dan melihat bagaimana ketidakadilan ini diperpanjang."
Baca Juga: Israel Akui Menembak Mati Lebih 100 Warga Gaza di Konvoi Bantuan, Berkilah Membela Diri
Lavrov mendesak kelompok Palestina untuk berdamai, mencatat Israel sering menolak terlibat dalam pembicaraan dengan mereka, dengan alasan kurangnya "negosiator bersatu" yang diakui oleh semua dan mewakili semua Palestina.
Diplomat puncak itu mengatakan rekan sejawat Palestina-nya, Riyadh al-Maliki, memberitahunya di sela-sela Forum Diplomasi Antalya bahwa peserta pertemuan intra-Palestina yang diadakan di Moskow pada 29 Februari-2 Maret menyetujui komunike di mana semua pihak mengakui platform Organisasi Pembebasan Palestina PLO.
"Jika benar, itu akan menjadi langkah sangat penting, karena persatuan Palestina adalah sesuatu yang hanya dapat Palestina lakukan sendiri," katanya.
Israel telah meluncurkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menurut Tel Aviv menewaskan kurang dari 1.200 orang.
Setidaknya 30.320 warga Palestina tewas dan 71.533 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang menghancurkan di Jalur Gaza, membuat penduduknya, terutama penduduk utara Gaza, berada di ambang kelaparan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.