YERUSALEM, KOMPAS.TV - Sejak dimulainya serangan ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, sekitar 30.000 tentara Israel telah menghubungi saluran layanan kesehatan mental, menurut pernyataan militer.
Lebih dari 85 persen dari mereka yang mencari perawatan psikologis diklaim telah kembali bertugas.
"Sekitar 200 tentara diberhentikan dari angkatan darat karena masalah psikologis" akibat perang, kata militer Israel, seperti dilansir Anadolu, Rabu (28/2/2024).
Korps Medis Tentara Israel berencana membuka pusat kesehatan mental baru untuk para tentara pada Kamis (29/2/2024), yang bertujuan mencegah gangguan stres pascatrauma akibat serangan ke Gaza.
Pusat kesehatan mental baru itu akan dilengkapi dengan klinik pengobatan gangguan stres pascatrauma di kalangan tentara.
Pada 2 Februari, Yekhiel Levechitz, kepala departemen klinis penyakit mental tentara Israel, menyatakan sekitar 3.000 tentara telah diperiksa oleh para ahli kesehatan mental sejak 7 Oktober.
Israel melancarkan serangan mematikan ke Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang, menurut Tel Aviv, menewaskan hampir 1.200 orang.
Serangan Israel menewaskan hampir 30.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 70.000 orang, menghancurkan pemukiman warga sipil dan fasilias umum. Blokade Israel juga menyebabkan bahan-bahan kebutuhan pokok lenyap di Jalur Gaza.
Menurut PBB, perang Israel terhadap Gaza telah memaksa 85 persen penduduk wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 itu mengungsi akibat kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di enklave itu rusak atau hancur.
Baca Juga: Mayoritas Negara dalam Sidang ICJ Tuduh Israel Bersalah atas Pendudukan terhadap Palestina
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.