KAIRO, KOMPAS.TV - Mesir memulai pembangunan kamp kedua bagi warga yang mengungsi di Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza yang menampung sekitar 4.000 orang dengan 400 tenda, dilengkapi listrik dan toilet.
Informasi ini dilaporkan saluran berita TV Mesir Al-Qahera, Sabtu (24/2/2024), sebagaimana dilansir oleh Arab News, Minggu (25/2).
Sumber menyebutkan kamp kedua ini akan diikuti pembangunan rumah sakit lapangan di Rafah, dan kamp lainnya di utara Deir Al-Balah, pusat Jalur Gaza.
Mesir juga akan mendirikan dua pusat distribusi bantuan di Rafah, yang sekarang menjadi tempat tinggal bagi sejumlah besar warga Palestina yang mengungsi.
Seorang sumber menyatakan kamp kedua itu diperkirakan selesai pada akhir pekan ini. Pembangunan ini bagian dari upaya Mesir untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina.
Sementara itu, Bulan Sabit Merah Mesir, bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Palestina, juga terus berupaya mendirikan kamp kedua bagi pengungsi di Khan Yunis.
Baca Juga: Namibia Bela Rakyat Palestina di Gaza Sambil Sudutkan Jerman di ICJ, Ungkap Genosida Masa Lalu
"Tim Bulan Sabit Merah Palestina, bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Mesir, menyelesaikan fase kedua dari Pembangunan Kamp Mesir untuk tempat tinggal pengungsi di area Mawasi, Khan Yunis. Sebanyak 139 tenda didirikan, menampung 139 keluarga," jelas Bulan Sabit Merah Palestina
Seperti diketahui, meski Pengadilan Internasional telah mengeluarkan keputusan sementara, Israel terus melakukan serangan di Jalur Gaza.
Setidaknya 29.692 warga Palestina tewas sejak 7 Oktober 2023 kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Selain itu, 69.879 orang terluka, dan masih banyak jasad yang terperangkap di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan karena penyelamat tidak dapat mencapai mereka, demikian disampaikan otoritas kesehatan Palestina.
Baca Juga: Namibia Bela Rakyat Palestina di Gaza Sambil Sudutkan Jerman di ICJ, Ungkap Genosida Masa Lalu
Selain itu menurut PBB, perang Israel di Gaza telah memaksa 85% penduduk wilayah tersebut mengungsi secara internal. Kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan dirasakan sangat akut. Sebanyak 60% infrastruktur di Jalur Gaza rusak atau hancur.
Meski Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional, serangan terus berlanjut, dan bantuan yang disalurkan masih jauh dari cukup untuk mengatasi bencana kemanusiaan ini.
Sumber : Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.