OREGON, KOMPAS.TV - Pejabat Oregon minggu ini melaporkan kasus pes bubonik pada seorang warga yang kemungkinan tertular penyakit tersebut dari kucing peliharaan yang sakit.
Menurut pejabat kesehatan masyarakat, warga yang terinfeksi dan kontak dekatnya telah diberikan obat, dan masyarakat di sekitarnya diyakini tidak berisiko. Kucing yang juga terinfeksi telah mendapat perawatan, tetapi tidak selamat.
Walaupun pes bubonik bukan penyakit umum, namun juga bukan hal yang belum pernah terjadi di barat Amerika Serikat (AS), di mana beberapa kasus terjadi setiap tahun. Ini berbeda dengan Alaskapox, penyakit langka yang baru-baru ini ditemukan dan menewaskan seorang pria di Alaska bulan lalu.
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang apa itu pes bubonik, siapa yang berisiko, dan bagaimana penyakit yang dahulu menjadi lambang kematian itu kini dapat diobati. Indonesia pun pernah terjangkit wabah pes.
Baca Juga: Wabah Raja Singa atau Sifilis Amerika Serikat Tertinggi sejak 1950, Terbanyak di Negara Bagian Ini
Pes bubonik adalah penyakit menular yang dapat menginfeksi mamalia termasuk manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, yang dibawa oleh tikus dan kutu. Di abad pertengahan, penyakit ini dikenal sebagai the Black Death, atau Kematian Hitam.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), sinar matahari dan kekeringan dapat membunuh bakteri pes pada permukaan.
Manusia dan hewan peliharaan yang dicurigai terkena pes biasanya diobati dengan antibiotik, dan kadang-kadang dengan tindakan medis lainnya.
Gejala pes dapat muncul dengan beberapa cara. Pes bubonik, jenis yang diderita oleh warga Oregon, terjadi ketika bakteri pes yang ditularkan hewan peliharaan masuk ke kelenjar getah bening manusia.
Ini dapat menyebabkan demam, sakit kepala, rasa lemas, dan pembengkakan kelenjar getah bening yang menyakitkan. Biasanya terjadi akibat gigitan kutu yang terinfeksi, menurut CDC.
Baca Juga: Zambia Dilanda Wabah Kolera, Lebih dari 400 Orang Meninggal dan 10.000 Terinfeksi
Gejala pes septicemia terjadi jika bakteri masuk ke dalam aliran darah. Ini dapat terjadi secara awal atau setelah pes bubonik tidak diobati.
Jenis pes ini menyebabkan demam, menggigil, kelemahan, serta nyeri perut, syok, dan terkadang gejala lain seperti pendarahan ke dalam kulit dan jari, kaki, atau hidung menjadi berwarna hitam.
CDC menyatakan jenis ini berasal dari gigitan kutu atau dari gigitan hewan yang terinfeksi.
Pes pneumonik adalah bentuk penyakit yang paling serius, dan terjadi ketika bakteri masuk ke paru-paru.
Pes pneumonik menambahkan pneumonia yang berkembang dengan cepat ke daftar gejala pes. Ini adalah satu-satunya bentuk pes yang dapat menyebar dari orang ke orang dengan menghirup tetesan yang terinfeksi.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.