Tahun ini, warga China pun banyak yang kembali melakukan perjalanan untu menemui keluarganya, meski angin kencang dan hujan yang dingin membanjiri timur dan pusat China pekan ini.
Hal itu yang kemudian menghancurkan jadwal penerbangan dan kereta api serta membuat pengendara terdampar selama berjam-jam di jalan raya yang bersalju.
Jumlah perjalanan pun diyakini bakal meningkat dengan signifikan pada tahun ini.
Otoritas China pada bulan lalu memperkirakan dengan jumlah populasi 1,4 miliar orang, makan akan terjadi rekor 9 miliar perjalanan selama masa liburan 40 hari, yang telah dimulai pada 26 Januari.
Data awal yang dirilis pada pekan ini menunjukkan bahwa ledakan jumlah perjalanan sudah terjadi.
Pada Selasa (6/2/2024), dilaporkan telah terjadi 2,2 juta perjalanan udara dan 12,9 juta perjalanan dengan kereta api.
Keduanya menandai peningkatan yang signifikan dibandingkan jumlah perjalanan sebelum pandemi, dengan peningkatan jumlah penerbangan sebesar 17 persen dan 23 persen untuk kereta api.
Secara keseluruhan lebih dari 232 juta perjalanan dilakukan pada hari itu, dengan angka serupa dicatat pada Rabu (7/2/2024) dan Kamis (8/2/2024).
Baca Juga: Warga Sipil di Rafah Lelah Kehabisan Tempat Berlari Jelang Serangan Israel, Pilih Mati di Tanah Air
Menurut media yang berbasis di Shanghai, The Outlet, data lokal juga menunjukkan lonjakan, di mana pada Jumat, Stasiun ereta Api Utama Shanghai diperkirakan menampung 475.000 penumpang.
Peningkatan itu merupakan lebih banyak 61 persen dibandingkan pada 2019.
Media itu juga mengatakan volume penerbangan domestik pada pekan pertama perjalanan juga meningkat 15 persen pada periode yang sama di 2019, berdasarkan sumber dari publikasi penerbangan sipil.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.