TEL AVIV, KOMPAS.TV - Pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang menolak pembentukan negara Palestina banjir kritikan.
Bahkan kritikan juga datang dari negara-negara sekutunya Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Sebelumnya Netanyahu sempat mengatakan dirinya telah berbicara dengan Presiden AS Joe Biden menentang gagasan kedaulatan Palestina.
Baca Juga: Pemimpin Uni Eropa Menuduh Israel Gunakan Hamas untuk Lemahkan Otoritas Palestina
Netanyahu menegaskan Israel harus memiliki kontrol keamanan atas seluruh bagian barat suntai Yordania, termasuk wilayah negara Palestina di masa depan.
Pernyataan Netanyahu pun dikritik oleh Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby.
“Kami malah melihatnya berbeda,” kata Kirby dikutip dari Fox News, Jumat (19/1/2024).
Ia juga mengatakan bahwa AS terus melangkah maju demi ditetapkannya negara Palestina.
Sedangkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, bahwa solusi dua negara merupakan cara terbaik untuk melindungi Israel dan memberikan stabilitas di Timur Tengah.
Sementara itu, Pemimpin Partai Buruh Inggris Keir Starmer dengan tegas mempromosikan solusi dua negara adalah jalan satu-satunya untuk memastikan masa depan di Timur Tengah.
Ia juga mengkritik penolakan Netanyahu dalam kerangka menetapkan solusi dua negara.
Baca Juga: Terungkap, Pemimpin Militer NATO Dorong Sekutu untuk Merencanakan Hal yang Tidak Terduga di Ukraina
Starmer menegaskan dirinya tak setuju dengan pernyataan Netanyahu, mengutuknya sebagai sesuatu yang salah dan tak bisa diterima.
“Negara Palestina bukan pemberian dari tetangga, itu adalah hak yang tak dapat dicabut dari rakyat Palestina. Itu juga satu-satunya cara untuk mendapatkan penyelesaian yang aman dan masa depan yang terjamin, jadi mereka salah dan itu tak bisa diterima,” katanya dilansir dari Anadolu Agency.
“Pemerintahan buruk akan bekerja dengan partner internasional untuk solusi dua negara. Israel yang aman dan tenteram di samping negara Palestina yang kuat,” kata Starmer.
Sumber : Fox News/Anadaolu Agency
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.