Kompas TV internasional kompas dunia

Netanyahu Dikabarkan Larang Bos Intelijen Israel Bertemu Menhan Yoav Gallant, Zionis Mulai Retak?

Kompas.tv - 31 Desember 2023, 04:05 WIB
netanyahu-dikabarkan-larang-bos-intelijen-israel-bertemu-menhan-yoav-gallant-zionis-mulai-retak
PM Israel Benjamin Netanyahu hari Jumat, (29/12/2023), dilaporkan melarang bos Mossad David Barnea dan bos Shin Bet Ronen Bar untuk berpartisipasi dalam pertemuan terkini dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Staf IDF Herzi Halevi untuk membahas operasi militer. (Sumber: AP Photo/Maya Alleruzzo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Jumat, (29/12/2023), dilaporkan melarang bos Mossad David Barnea dan bos Shin Bet Ronen Bar untuk berpartisipasi dalam pertemuan terkini dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Staf IDF Herzi Halevi untuk membahas operasi militer. 

Sekadar informasi, Mossad dan Shin Bet merupakan badan intelijen Israel. Bedanya, Mossad khusus mengurusi masalah eksternal, dan wilayah tugasnya di luar negara Yahudi itu. Sementara Shin Bet adalah badan intelijen Israel yang mengurusi masalah internal. Jika diumpamakan, Mossad serupa CIA di Amerika Serikat (AS), dan Shin Bet berfungsi serupa FBI.

Pengungkapan itu terjadi empat hari setelah laporan yang menyebutkan Netanyahu menghalangi Gallant bertemu dengan Barnea tanpa kehadirannya. Ini mengindikasikan ketidakpercayaan yang tumbuh terhadap sang Menteri Pertahanan Israel itu, dan menimbulkan pertanyaan tentang potensi dampak keamanan, seperti dilaporkan Times of Israel, Sabtu (30/12/2023).

Menurut laporan terbaru, Gallant, Barnea, Bar, dan Halevi dijadwalkan melakukan diskusi mendesak soal operasi militer dalam perang Israel-Hamas yang hasilnya akan dikirimkan ke Netanyahu untuk persetujuan. Namun, sang Perdana Menteri mencegah kehadiran Kepala Mossad dan Shin Bet.

Meskipun Netanyahu tidak dapat mencegah Gallant bertemu dengan pejabat militer dan keamanan senior, baik Mossad maupun Shin Bet berada di bawah otoritas langsung Kantor Perdana Menteri.

Kantor Netanyahu, menanggapi laporan Channel 12, membantah Netanyahu menghalangi Barnea hadir di pertemuan dan bersikeras bos Mossad dapat berpartisipasi dalam pertemuan apa pun yang tidak bertentangan dengan jadwalnya.

“Kabinet perang adalah forum yang akan menetapkan dan menentukan kebijakan mengenai sandera dan orang yang hilang, tanpa kecuali,” tambah Kantor Perdana Menteri, menunjukkan pertemuan yang dicegah Netanyahu berkaitan dengan sandera.

Namun, Channel 12 bersikeras pertemuan tersebut seharusnya menangani masalah operasional dan bukan sandera, sementara mencatat bahwa tanggapan dari kantor Netanyahu tidak menyebutkan Bar dan hanya menyebutkan Barnea.

Baca Juga: Hipokritnya Pemerintah AS: Ngaku Peduli Korban Sipil Gaza, tapi Setujui Penjualan Senjata ke Israel

Bos Mossad, David Barnea. PM Israel Benjamin Netanyahu hari Jumat, (29/12/2023), dilaporkan melarang bos Mossad David Barnea dan bos Shin Bet Ronen Bar untuk berpartisipasi dalam pertemuan terkini dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Staf IDF Herzi Halevi untuk membahas operasi militer. (Sumber: Axios)

Laporan ini muncul setelah Channel 12 Israel hari Senin awal minggu ini menyebutkan Netanyahu mencegah Gallant bertemu Barnea untuk membahas upaya pembebasan sandera di Gaza jika dia tidak juga hadir.

Setidaknya dua kali, Gallant mengundang Barnea menghadiri pertemuan untuk membahas sandera dan menerima pesan dari kantor Netanyahu bahwa Perdana Menteri tidak menyetujui.

Menurut situs berita Ynet, Gallant membuat marah Netanyahu dengan meminta pembaruan dari Barnea setelah Kepala Mossad itu kembali dari perjalanan rahasia ke Paris untuk membahas kesepakatan sandera, bahkan sebelum Barnea memberikan pembaruan kepada sang PM.

Kantor Gallant tidak memberikan tanggapan terhadap klaim yang dilaporkan.

Kantor Perdana Menteri menanggapi laporan tersebut, mengatakan tidak ada batasan semacam itu bagi Gallant atau Barnea, dan Barnea bebas untuk bertemu dengan Gallant selama jadwalnya memungkinkan.

Namun demikian, kantor Netanyahu juga menambahkan, kabinet perang adalah satu-satunya badan yang "merumuskan kebijakan dan memutuskan mengenai masalah sandera dan orang yang hilang," seraya menekankan, "tidak ada pengecualian."

Barnea sangat terlibat dalam perjanjian gencatan senjata sementara yang diperantarai oleh Qatar bulan lalu yang melibatkan pembebasan 105 sandera sipil, sebagian besar perempuan dan anak-anak Israel, bersama seorang pria Israel-Rusia, warga negara Thailand, dan satu warga negara Filipina.

Baca Juga: Eks Komandan Mossad Kaget Hamas Ternyata Siap Perang Lawan Israel: Ternyata Melebihi Perkiraan Kami

Menhan Israel, Yoav Gallant. PM Israel Benjamin Netanyahu hari Jumat, (29/12/2023), dilaporkan melarang bos Mossad David Barnea dan bos Shin Bet Ronen Bar untuk berpartisipasi dalam pertemuan terkini dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Staf IDF Herzi Halevi untuk membahas operasi militer. (Sumber: Times of Israel)

Diperkirakan ada 129 sandera yang diculik pada 7 Oktober, tidak semuanya masih hidup akibat gempuran Israel sendiri yang masih ditahan di Gaza, dan pembicaraan makin sering dalam beberapa hari terakhir untuk mencapai kesepakatan baru.

Meskipun secara publik Gallant dan Netanyahu menyatakan mereka bekerja berdampingan selama perang berlangsung, retak-retak dalam hubungan antara keduanya terlihat dalam beberapa kesempatan.

Laporan menunjukkan bahwa Gallant menekan keras agar IDF meluncurkan kampanye besar-besaran melawan Hizbullah di Lebanon pada awal perang, tetapi Netanyahu menentang dan akhirnya menggagalkan ide tersebut.

Pada awal bulan ini, keduanya mengadakan konferensi pers terpisah hanya beberapa menit terpisah di gedung yang sama di Tel Aviv, meskipun sebelumnya mereka beberapa kali mengadakan konferensi pers bersama.

Ditanya mengenai hal itu pada saat itu, Netanyahu menjawab, "Saya menyarankan kepada Menteri Pertahanan malam ini untuk mengadakan konferensi pers bersama. Dia memutuskan apa yang dia putuskan."

Kantor Gallant merespons pada saat itu, "Kadang-kadang kami mengadakan konferensi pers bersama dan kadang-kadang terpisah."

Netanyahu sempat memberhentikan Gallant awal tahun ini setelah sang Menteri Pertahanan menyatakan ketidaksetujuan publik terhadap upaya pemerintah untuk melewati legislasi perubahan hukum yang kontroversial.

Pemecatan itu memicu kegemparan di kalangan publik, termasuk protes massal spontan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan Perdana Menteri dengan diam-diam mencabut pemecatan tersebut, membiarkan Gallant tetap di posisinya.


 

 



Sumber : Times of Israel



BERITA LAINNYA



Close Ads x