SIMFEROPOL, KOMPAS.TV – Rusia mengonfirmasi salah satu kapal perangnya mengalami kerusakan dalam serangan Ukraina di pelabuhan Laut Hitam, Selasa (26/12/2023).
Melansir Associated Press, serangan itu terjadi di Feodosiya di Semenanjung Krimea yang diduduki Rusia pada Selasa (26/12) pagi.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan kapal pendarat besar Novocherkassk dihantam peluru kendali (rudal) Ukraina.
Baca Juga: Ancaman Putin ke NATO Kian Nyata, Kapal Perang Rusia Dua Kali Langgar Wilayah Perairan Denmark
Sebelumnya, Kepala Angkatan Udara Ukraina menyebut pesawat-pesawat tempurnya telah menghancurkan kapal perang Rusia itu. Dalam serangan itu, satu orang tewas dan beberapa orang lainnya terluka. Serangan itu juga merusakkan enam buah bangunan.
“Sayangnya, dari serangan musuh di Feodosiya, seorang tewas, dua lainnya terluka. Enam bangunan rusak, kebanyakan kacanya pecah. Enam orang dievakuasi ke pusat-pusat akomodasi sementara, dan warga lainnya tinggal di tempat kerabat dan teman mereka. Infrastruktur tranportasi berfungsi normal, tak ada pembatasan lalu lintas penumpang,” terang Kepala Krimea pro-Rusia, Sergey Aksyonov, seperti dilansir TASS, Selasa (26/12).
Sebelumnya, Komandan AU Ukraina Letjen Mykola Oleshchuk membagikan gambar-gambar yang memperlihatkan ledakan besar di pelabuhan Laut Hitam.
Baca Juga: Rusia Kerahkan Puluhan Kapal Perang ke Laut Hitam Kepung Ukraina, Peneliti: Putin Sedang Main Catur
Melansir BBC, citra satelit pada 24 Desember 2023 menunjukkan sebuah kapal di pelabuhan di Feodosiya yang tampaknya memiliki ukuran serupa dengan Novocherkassk, sebuah kapal pendarat Rusia yang didesain untuk mengangkut tentara, senjata dan kargo ke daratan.
Dr Patrick Bury, ahli pertahanan dan keamanan sekaligus eks analis NATO, menyebut adanya spekulasi bahwa kapal tersebut mengangkut drone Shahed buatan Iran. Drone-drone ini digunakan Rusia dalam serangannya ke Ukraina.
Terpisah, kepala pusat pers untuk komando selatan Ukraina, Nataliya Humenyuk menyebut ledakan itu bukan sekadar ledakan akibat bahan bakar.
“Sudah jelas bahwa ledakan sebesar itu disebabkan oleh lebih dari bahan bakar atau amunisi (yang diangkut) kapal itu,” ujar Humenyuk di televisi Ukraina.
Baca Juga: Rusia Siap Bangun 6 Kapal Perang Mengerikan, Diperkuat Rudal Hipersonik Penghancur Kapal Induk
Humenyuk menambahkan, Rusia dihadang kesulitan mengangkut ‘kargo penting’ lantaran Jembatan Kerch, yang menghubungkan Rusia dengan Semenanjung Krimea, hancur.
“Jadi, tampaknya benar bahwa (kargo Novocherkassk) adalah semacam ‘kado Natal yang dibungkus’,” imbuhnya.
Merudal Novocherkassk hingga tak berfungsi meski hanya sementara, jelas akan menghambat kemampuan Rusia menyuplai pasukannya di teritori yang didudukinya.
Sementara itu, juru bicara militer Ukraina sebelumnya membantah Rusia telah menembak jatuh dua pesawat pengebom Su-24 di sekitar 125 kilometer dari Mykolaiv.
Militer Ukraina juga menyanggah klaim Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bahwa tentaranya telah merebut Kota Mariinka di timur Ukraina. Wilayah itu telah digunakan oleh Ukraina sebagai benteng pertahanan sejak 2014, saat para kombatan yang didukung Rusia merebut kawasan Donetsk dan Luhansk.
Sumber : Associated Press/TASS/BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.