Euro-Med Monitor mengatakan warga sipil yang rentan semestinya mendapat perlindungan tambahan melebihi apa yang diwajibkan oleh hukum humaniter internasional.
"Tetapi Israel telah melanggar semua ini dan menjadikan semua kelompok rentan di Gaza, termasuk perempuan, anak-anak, dan warga sipil, sebagai target sah di tengah bungkamnya dan keterlibatan komunitas internasional."
"Genosida yang dilakukan Israel di Gaza sepenuhnya mengungkap pengabaian terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional dan merupakan pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip peperangan."
Dilansir Anadolu Agency, Sabtu (23/12/2023), serangan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan setidaknya 20.258 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober lalu setelah serangan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Menurut otoritas kesehatan di Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007, serangan Israel juga melukai lebih dari 53.020 orang.
Serangan Israel juga mengakibatkan separuh perumahan di wilayah pesisir itu, rusak atau hancur. Hampir 2 juta orang telantar dan kekurangan makanan dan air bersih akibat blokade Israel.
Hamas, Sabtu, mengumumkan lima orang Israel yang ditahannya, diduga tewas akibat serangan Israel. Hamas menambahkan, mereka kehilangan kontak dengan kelompok yang memegang tahanan tersebut.
Dalam pernyataan di Telegram, Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, mengatakan, "Akibat pemboman brutal Zionis, kami kehilangan kontak dengan kelompok yang bertanggung jawab atas lima sandera Zionis, termasuk Hayim Perry, Yoram Metzger, dan Amiram Kober."
"Kami percaya sandera tewas akibat salah satu serangan udara Zionis di Jalur Gaza," tambahnya.
Ini bukan kali pertama Brigade Al-Qassam melaporkan kehilangan kontak dengan kelompok yang memegang tahanan Israel di Gaza.
Pada 18 November, sayap bersenjata Hamas itu mengumumkan kehilangan kontak dengan kelompok yang bertanggung jawab atas perlindungan tahanan Israel, mengatakan bahwa "nasib sandera dan para pelaku tidak diketahui."
Sumber : KOMPAS TV, Anadolu Agency
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.