JAKARTA, KOMPAS.TV - Medical Emergency Rescue Committee atau MER-C menyatakan Angkatan Bersenjata Israel (IDF) kini menduduki gedung Rumah Sakit Indonesia di Gaza dan menggunakannya sebagai markas militer. RS Indonesia sebelumnya diserang dan dikepung militer Israel.
Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad menyebut Israel kini menggunakan RS Indonesia sebagai fasilitas militer.
Padahal, sebelumnya IDF menuduh RS Indonesia menyembunyikan terowongan dan anggota Hamas, sebuah tuduhan yang dibantah MER-C.
Baca Juga: PM Israel Netanyahu Bertekad Lanjutkan Perang: Hamas Punya Dua Pilihan, Menyerah atau Mati
"Sekitar 2 minggu yang lalu hingga dengan hari ini, Israel menempatkan pasukannya dan markasnya itu di Rumah Sakit Indonesia, yang dulu tanggal 6 (November) mereka menuduh bahwa ada orang Hamas di situ,” kata Sarbini dalam konferensi pers yang disiarkan lewat media sosial, Rabu (20/12/2023).
"Sekarang mereka menempatkan pasukan di situ sebagai perisai dari serangan Hamas,” lanjutnya.
Sarbini pun mengaku pihaknya marah dan mengutuk tindakan militer Israel. MER-C mendesak Israel mematuhi hukum humaniter internasional.
"Kita mengecam cara-cara yang kotor yang dilakukan oleh Israel, dengan menjadikan RS Indonesia sebagai markas, sebagai benteng, dan digunakan untuk menyerang pejuang-pejuang Palestina yang ada di utara (Gaza),” katanya.
Israel sendiri diketahui kerap menyerang tenaga medis dan fasilitas-fasilitas kesehatan di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang telah didudukinya sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.
Pada Kamis (21/12/2023), pasukan Israel pun dilaporkan mengepung pusat ambulans Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) di Jabalia, Gaza.
"Ada tembakan artileri, dan tembakan senjata api terus-menerus dari pasukan penjajah Israel sejak kemarin," kata staf komunikasi PRCS, Nebal Farsakh, dikutip Al Jazeera.
"Ada sekitar 127 orang yang terjebak di dalam pusat ambulans kami, termasuk paramedis, relawan, keluarga mereka, serta 22 orang yang terluka," lanjutnya.
Serangan Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah membunuh lebih dari 20.000 jiwa. Sekitar 8.000 dari korban terbunuh Israel adalah anak-anak dan 6.200 perempuan.
Baca Juga: Macron Makin Keras ke Israel: Melawan Hamas Bukan Berarti Meratakan Gaza
Sumber : Kompas TV, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.