Netanyahu pada Sabtu (16/11/2023) sempat mengungkapkan dirinya bangga mampu menggagalkan negara Palestina.
“Saya bangga berhasil menggagalkan pembentukan negara Palestina karena hari ini semua orang bisa tahu apa yang bisa dilakukan negara Palestina, dengan melihat negara Palestina kecil di Gaza,” kata Netanyahu.
Netanyahu juga menegaskan bahwa kesepakatan perdamaian Oslo pada 1993, yang menciptakan Otoritas Palestina (PA) adalah kesalahan.
Indyk pun menegaskan bahwa Netanyahu memang selalu berniat untuk menghancurkan (kesepakatan) Oslo.
“Oleh karena itu, fitnah dan penindasan terhadap PA menjadi bagian penting dari upaya tersebut, bahkan ketika PA bekerja sama dalam menjaga keamanan Israel di Tepi Barat,” katanya.
“Tapi kini Oslo dan PA telah kembali, dibangkitkan oleh AS, satu-satunya rekan Israel di krisis ini, dan pemimpin Arab Suni, yang tak mendukung hari-hari penuh delusi Bibi, setelah perang,” tambah Indyk.
Baca Juga: Janji Mengerikan AS ke Kim Jong-Un: Menyerang dengan Nuklir, Rezim Korea Utara Bakal Tamat
Ia menegaskan jika Netanyahu berpegang pada pendiriannya, maka Israel harus menduduki Gaza lagi, menjalankannya, dan membayarnya di hadapan tentangan AS dan negara-negara Arab.
“Ini tidak akan berkelanjutan,” tutur Indyk.
Ia meramalkan jika Presiden AS Joe Biden bertahan dengan sikapnya saat ini, Netanyahu akan menyerah.
Sumber : The Jerusalem Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.