“Selama AS mendukung kejahatan rezim Zionis (Israel) dan kelanjutan perang, ada kemungkinan terjadinya ledakan yang tidak terkendali dalam situasi di kawasan ini,” kata Amirabdollahian kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melalui panggilan telepon.
Perwakilan Tetap PBB, Zhang Jun, mengatakan kepada DK PBB bahwa, “Membiarkan berlanjutnya pertempuran sambil mengaku peduli terhadap kehidupan dan keselamatan orang-orang di Gaza adalah tindakan yang kontradiktif."
"Membiarkan berlanjutnya pertempuran sambil menganjurkan pencegahan dampak lanjutan dari konflik adalah tindakan yang menipu diri sendiri."
"Membiarkan berlanjutnya pertempuran sambil menyebutkan perlindungan perempuan dan anak-anak serta hak asasi manusia adalah sebuah tindakan munafik. Semua ini sekali lagi menunjukkan kepada kita apa itu standar ganda.”
Baca Juga: Dewan Keamanan Bersidang Bahas Desakan Sekjen PBB untuk Gencatan Senjata di Gaza, AS Langsung Tolak
Duta Besar untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, mengatakan, “Rekan-rekan kami dari AS benar-benar di depan mata kami telah menjatuhkan hukuman mati kepada ribuan, bahkan puluhan ribu warga sipil di Palestina dan Israel.”
Duta Besar untuk PBB, Nicolas de Riviere, mengatakan di DK PBB, “Sayangnya, sekali lagi dewan ini gagal karena kurangnya persatuan, dan dengan menolak melakukan negosiasi, krisis di Gaza semakin buruk dan dewan tidak menyelesaikan mandatnya berdasarkan piagam.”
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempertanyakan apakah keadilan dapat dicapai setelah seruan gencatan senjata ditolak.
“Pemerintahan Israel, yang mendapat dukungan tak tergoyahkan dari negara-negara Barat, melakukan kekejaman dan pembantaian yang mematikan di Gaza yang akan membuat semua umat manusia murka. Dunia yang adil mungkin terjadi, tetapi tidak dengan AS, karena AS memihak Israel,” kata Erdogan saat berbicara di Acara Hari Hak Asasi Manusia Sedunia.
“Mereformasi Dewan Keamanan PBB adalah suatu keharusan,” tambahnya.
Menteri Luar Negeri Oman Sayyid Badr Albusaidi mengatakan dalam sebuah unggahan di X, “Penggunaan veto di Dewan Keamanan merupakan penghinaan yang memalukan terhadap norma-norma kemanusiaan. Saya sangat menyesal bahwa AS harus mengorbankan nyawa warga sipil yang tidak bersalah demi Zionisme.”
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyatakan “keberatan kerasnya” terhadap AS yang memveto resolusi tersebut.
“Aneh dan di luar kewarasan manusia ketika ada pihak yang mendukung dan bungkam terkait pembantaian anak-anak dan perempuan tak berdosa serta warga sipil,” tulisnya di X.
Baca Juga: PBB Setujui 5 Resolusi Dukung Penuh Palestina yang Ditentang Israel dan AS, Ini Peran Indonesia
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.