Kompas TV internasional kompas dunia

UNRWA Kecam Keras Pengabaian Terang-terangan Israel atas Serangan terhadap Fasilitas PBB di Gaza

Kompas.tv - 7 Desember 2023, 13:01 WIB
unrwa-kecam-keras-pengabaian-terang-terangan-israel-atas-serangan-terhadap-fasilitas-pbb-di-gaza
Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, Philippe Lazzarini hari Rabu (6/12/2023) kembali mengutuk pengabaian terang-terangan Israel atas serangan terhadap fasilitas PBB di Gaza, menegaskan tidak ada tempat aman di Gaza untuk warga sipil, bahkan di tempat perlindungan PBB dan zona aman yang ditetapkan Israel. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Saat serangan darat Israel meluas ke bagian selatan, warga sipil terpaksa bergerak ke area yang semakin kecil di sepanjang perbatasan yang ditutup dengan Mesir.

Lazzarini mengatakan UNRWA fokus untuk meningkatkan kondisi di tempat perlindungan yang ada, termasuk jaringan sekolah di seluruh Gaza.

"Kami tidak ingin menempatkan orang di tempat yang mungkin lebih tidak aman, ketika pada saat yang sama, lebih dari 1 juta orang berada di tempat perlindungan yang ada, hidup dalam kondisi yang mengerikan," katanya.

Baca Juga: Senat AS Blokir Bantuan ke Militer Israel: yang Dilakukan Pemerintahan Netanyahu Tak Bermoral

Seorang ibu memeluk jenazah anaknya yang dibunuh serangan Israel di kamp Jabaliya, Sabtu, (18/11/2023). Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, Philippe Lazzarini hari Rabu (6/12/2023) kembali mengutuk pengabaian terang-terangan Israel atas serangan terhadap fasilitas PBB di Gaza, menegaskan tidak ada tempat aman di Gaza untuk warga sipil, bahkan di tempat perlindungan PBB dan zona aman yang ditetapkan Israel. (Sumber: AP Photo)

Letnan Kolonel Richard Hecht, juru bicara militer Israel, awal minggu ini mengeklaim "harus ada tekanan pada" UNRWA untuk mendirikan fasilitas yang layak. Israel tidak pernah menjelaskan bagaimana mereka mengharapkan area kecil yang tersisa untuk berlindung dapat menampung jumlah pengungsi yang begitu besar.

Lazzarini menuntut gencatan senjata baru dan pembukaan lebih banyak pintu perbatasan untuk memungkinkan bantuan dan barang komersial masuk ke Gaza. Saat ini, bantuan hanya dapat masuk ke Gaza melalui perlintasan perbatasan Rafah Mesir, menyebabkan kemacetan parah.

Hubungan badan pengungsi dengan otoritas Israel dalam beberapa waktu terakhir bersifat konfrontatif. Politisi sayap kanan Israel menuduh UNRWA, yang didirikan setelah pembentukan Israel pada tahun 1948 untuk melayani ratusan ribu Palestina yang melarikan diri atau dipaksa meninggalkan rumah mereka, membantu memperpanjang konflik Israel-Palestina.

UNRWA menolak klaim tersebut, mengatakan mereka hanya melaksanakan mandat mereka untuk melayani populasi yang rentan.

Lazzarini mengatakan dalam perang Israel-Hamas saat ini, UNRWA berkoordinasi secara terus-menerus dengan otoritas Israel. Pasca-perang, katanya, lembaga tersebut siap membantu badan apa pun yang mengatur Gaza dalam memulihkan layanan yang terhenti, termasuk membuka kembali sekolah-sekolah.

Lazzarini menambahkan dia berharap konflik yang menghancurkan ini akan memicu proses politik yang akan mengarah pada penyelesaian yang membuat lembaganya tidak diperlukan lagi.

"Akankah ini menjadi prioritas utama bagi wilayah dan masyarakat internasional untuk sekali dan selamanya menyelesaikan konflik terpanjang yang belum terpecahkan?" kata Lazzarini. 

"Jika ya, bisa ada setitik harapan bagi rakyat Gaza dan masa depan UNRWA sebenarnya akan sangat bergantung pada itu."


 

 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x