Israel sendiri sebelumnya memerintahkan warga Gaza untuk meninggalkan wilayah utara, tempat mayoritas pertempuran terjadi, dan menuju selatan untuk meminimalkan korban warga sipil.
Meski pada kenyataannya serangan tetap dilakukan Israel terhadap warga sipil yang tengah mengungsi. Israel juga menyerang rumah sakit, sekolah, kamp pengungsi, masjid, gereja, dan tempat tinggal penduduk.
“Kami telah menekankan hal ini dengan bahasa yang sangat jelas kepada pemerintah Israel,” kata pejabat itu.
“Sangat penting bahwa tindakan kampanye Israel, ketika bergerak ke selatan harus dilakukan dengan cara yang tidak dirancang untuk menghasilkan dampak signifikan lebih lanjut akibat perpindahan orang,” tambahnya.
Pejabat itu juga mengatakan AS telah menjelaskan kepada Israel bahwa mereka telah memperkirakan peningkatan jumlah bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza akan terus berlanjut, bahkan ketika pertempuran kembali terjadi.
Ia pun menambahkan lonjakan bantuan tersebut tidak bergantung pada pembebasan tahanan.
Baca Juga: Hamas Sebut Israel Bunuh Warganya Sendiri saat Mengebom Gaza, Termasuk Bayi 10 Bulan
Pejabat itu mengatakan kampanye militer Israel seharusnya tak berdampak pada jumlah bantuan yang masuk ke Gaza atau operasional rumah sakit , juga tempat penampungan pengungsi yang didukung PBB di wilayah selatan dan tengah Gaza.
Menurut pejabat tersebut, Israel tampaknya menerima permintaan AS itu.
Saat ini, gencatan senjata antara Hamas dan Israel masih berlaku dan telah memasuki hari ketujuh, yang terus ditandai dengan pertukaran tahanan.
Sumber : ABC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.