RAFAH, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, hari Jumat (24/11/2023) di Rafah, Mesir, mengutuk keras pembunuhan massal tanpa pandang bulu terhadap warga sipil Palestina yang tidak bersalah, termasuk ribuan anak-anak dan perempuan, oleh pasukan zionis Israel. Sanchez menuduh Tel Aviv dengan sengaja melanggar batas-batas hukum kemanusiaan.
Ketika berada di Rafah, Mesir, di perbatasan dengan Gaza, pemimpin Spanyol mengungkapkan kecaman keras terhadap tindakan Israel yang dianggapnya melanggar norma kemanusiaan.
"Pembunuhan sembarangan terhadap warga sipil tak bersalah, termasuk ribuan anak laki-laki dan perempuan, adalah sesuatu yang benar-benar tidak dapat diterima," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez.
"Kekerasan hanya akan menghasilkan lebih banyak kekerasan," ujar Sanchez kepada wartawan hari Jumat, seraya mendesak "pengakuan oleh komunitas internasional dan Israel terhadap negara Palestina."
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh PM Belgia, Alexander De Croo, yang menegaskan, "Penghancuran Gaza tidak dapat diterima. Kita tidak dapat menerima bahwa suatu masyarakat dihancurkan seperti yang sedang terjadi."
De Croo menambahkan respons Israel terhadap serangan mematikan Hamas di Jalur Gaza pada 7 Oktober harus "menghormati hukum humaniter internasional." dan menekankan, "Pembunuhan warga sipil harus dihentikan."
Namun, pernyataan ini memicu tanggapan tajam dari Eli Cohen, Menteri Luar Negeri Israel, yang menulis, "Kami mengutuk klaim palsu dari Perdana Menteri Spanyol dan Belgia yang mendukung terorisme."
Baca Juga: Benarkah Israel Lakukan Genosida atas Rakyat Palestina? Ini Penjelasan Lengkap Konsep Genosida
Cohen menegaskan bahwa Israel bertindak sesuai hukum internasional dan melawan organisasi teroris pembunuh yang lebih buruk dari ISIS, yang melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pihak Spanyol merasa terkejut dengan respons menteri luar negeri Israel. Menteri Luar Negeri Jose Manuel Albares dalam pernyataan pada Jumat malam mengutuk "tuduhan palsu, keliru, dan tidak dapat diterima" yang disampaikan oleh Israel.
Sumber : Euronews / Associated Press / Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.