Ben-Gvir menambahkan bahwa Israel telah mengulangi kesalaha di masa lalu.
Ia merujuk pada kesepakatan 2011 ketika 1.000 tahanan Palestina dibebaskan sebagai pertukaran tentara Israel Gilat Shalit, yang ditahan Hamas selama lima tahun.
Ben-Gvir juga merespons pesan salah satu anggota kabinet Israel yang mengatakan sangat penting bagi mereka untuk bersatu.
“Namun kita tak bersatu. Keputusan ini akan menyebabkan kerugian besar bagi generasi mendatang,” ucapnya.
Sementara itu anggota kabinet lainnya, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, memilih gencatan senjata, meski sempat mengungkapkan rasa skeptisnya.
Menteri Misi Nasional dan Pemukiman Orick Strock mengatakan ia menyetujui gencatan senjata, meski mengaku sebenarnya tak berencana melakukannya setelah meninjau secara mendetail dan pertanyaan dijawab secara menyeluruh.
Sedangkan Presiden Israel Isaac Herzog mengakui bahwa keberatan itu bisa dimengerti, menyakitkan dan sulit.
Baca Juga: Pro-Palestina, Aktris Senior AS Menganggur Usai Dipecat Agensi Artis Hollywood
Namun ia menambahkan bahwa mengingat keadaan yang ada, ia mendukung pemerintah untuk melanjutkan kesepakatan tersebut.
Israel sendiri bersumpah untuk menghancurkan Hamas, namun meningkatnya kecaman atas ulah mereka di Gaza membuat negara Zionis itu menyetujui gencatan senjata.
Namun, Netanyahu menegaskan bahwa kesepakatan ini bukan berarti perang bakal berhenti.
Ia berjanji militer Israel akan kembali menyerang setelah jeda pertempuran.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.