RAMALLAH, KOMPAS.TV - Pejabat tinggi Palestina hari Minggu (19/11/2023) menuduh Israel berusaha memperluas cakupan aktivitas militernya dari utara Jalur Gaza ke selatan, dengan tujuan pembersihan etnis melalui perang pemusnahan dengan cara pengusiran dan genosida.
Israel memberi tahu warga sipil di utara Gaza untuk pindah ke selatan, mengatakan itu akan lebih aman. Namun, pesawat tempur Israel juga telah menyerang wilayah di selatan Gaza.
Wakil Menlu Palestina Ahmed al-Deek, dalam wawancara dengan Anadolu, mengatakan, "Ada indikasi keinginan Israel untuk memperluas area yang dioccupy di Gaza ke daerah-daerah selatan."
Al-Deek mengatakan langkah tersebut bisa "membawa bencana lebih besar bagi warga sipil pengungsi di Gaza," menegaskan bahwa "pasukan pendudukan Israel berusaha dengan cara apa pun, untuk mengusir penduduk Palestina dari Jalur Gaza."
Dia mengatakan "agresi dan perang pemusnahan" yang diluncurkan Israel terhadap Gaza, yang telah membunuh lebih dari 13.000 warga Palestina, "tidak terbatas pada utara Jalur Gaza, tetapi ditargetkan semua wilayah sejak awal."
"Pasukan pendudukan meminta pengungsi untuk pergi ke selatan, lalu mengebom mereka di sana. Mereka melancarkan operasi pengeboman brutal yang menargetkan Khan Yunis, Deir al-Balah, tengah, dan selatan Gaza," katanya.
Dia mengatakan, "Kami telah memperingatkan bahwa perluasan serangan ini ke pusat dan selatan berarti akan lebih banyak kejahatan perang dan pembantaian."
Baca Juga: Raja Yordania Kembali Keluarkan Peringatan Kemungkinan Meluasnya Perang Gaza
"Kami memperingatkan komunitas internasional tentang masalah ini dan meminta Dewan Keamanan PBB khususnya, untuk mengemban tanggung jawabnya untuk menghentikan perang ini," ujarnya.
Menanggapi pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Israel tidak punya rencana mendirikan permukiman Yahudi di Gaza, al-Deek mengatakan, "Pemerintah Palestina melihat tindakan pejabat Israel di lapangan, bukan pernyataan mereka."
"Kami menilai Israel dari apa yang dilakukan pesawat tempur, tank, dan semua senjata yang dilarang internasional yang digunakan Israel terhadap warga Palestina melalui udara, laut, dan darat," katanya, menambahkan, "Apa yang kami lihat adalah upaya pemerintah pendudukan Israel, dengan cara apa pun, untuk mengusir penduduk Palestina dari Jalur Gaza."
Pejabat Palestina mengatakan, "Pihak berwenang Israel berusaha menyingkirkan semua warga sipil yang berhasil meninggalkan Jalur Gaza, dan memastikan mereka tidak kembali."
Dia menggambarkan perang di Gaza sebagai "brutal, barbar, dan gila, yang menargetkan warga sipil Palestina."
Pejabat tersebut mengklaim, "Israel berusaha mengubah demografi Jalur Gaza dengan melumpuhkan semua bentuk kehidupan sipil di enklave itu."
Baca Juga: Jokowi Lepas Bantuan Tahap Kedua untuk Gaza, Ungkap Menlu Keliling Cari Dukungan untuk Palestina
Penghancuran menyeluruh kehidupan sipil
Pejabat tersebut mengatakan pemerintah Israel dan Kabinet perangnya "membuat cerita dan kampanye yang menyesatkan," dan Netanyahu menginginkan "penghancuran menyeluruh dari segala sesuatu yang terkait dengan kehidupan sipil, termasuk rumah sakit dan semua lembaga pelayanan," di Gaza.
"Ini adalah dimensi strategis yang otoritas pendudukan berusaha capai. Jadi mereka tidak terburu-buru, mereka berusaha menyesatkan opini publik dunia dengan mengulur waktu untuk menyelesaikan genosida terhadap warga Palestina."
'Israel menafsirkan hak untuk bela diri semaunya mereka saja'
Pejabat Palestina "mengutuk keras semua negara yang memberikan lampu hijau kepada Israel dengan dalih hak untuk bela diri, tanpa menetapkan batasan pada skala respons."
"Pemerintah Israel menafsirkan argumen bela diri semaunya mereka saja," ujarnya.
Al-Deek mengatakan Pemerintah Palestina, yang menguasai Tepi Barat, mengharapkan Dewan Keamanan PBB, terutama "negara-negara yang mendukung Israel tanpa syarat," untuk memberikan tekanan nyata pada Tel Aviv untuk menghentikan "perang gila ini."
Sebagian besar negara Barat menolak seruan untuk gencatan senjata Israel di Gaza, mengatakan Israel berhak membela diri, dan gencatan senjata dapat memberi waktu pada Hamas untuk berkumpul kembali.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.