Para pekerja bantuan kemanusiaan menyatakan konvoi bantuan kemanusiaan yang sudah tiba di Gaza masih jauh dari mencukupi kebutuhan mendesak yang ada.
Dengan korban yang terus bertambah, PBB mencatat jumlah kematian warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu 8.306 jiwa.
Sementara di Tepi Barat, wilayah Palestina lainnya yang juga diduduki Israel sejak 1967, lebih dari 110 warga Palestina tewas dalam kekerasan dan serangan Israel.
Di sisi lain, lebih dari 1.500 orang di Israel telah tewas, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil yang dilaporkan menjadi korban serangan Hamas pada 7 Oktober.
Hamas juga mengambil 239 orang dari Israel dan membawanya ke Gaza, yang disebutnya akan digunakan dalam pertukaran tahanan.
Dilansir Al Jazeera, saat ini sekitar 6.600 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel menurut data Masyarakat Tahanan Palestina.
Sebelum siklus kekerasan terbaru terjadi, Israel telah menahan lebih dari 5.000 orang Palestina. Sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu, setidaknya ada 1.590 orang yang ditahan oleh Israel.
Di antara 6.600 orang yang ditahan itu, 73 adalah wanita, 327 anak-anak (termasuk dua balita yang ikut ibu mereka di penjara), 15 wartawan.
Kemudian ada 1.800 orang yang ditahan tanpa dakwaaan di bawah apa yang disebut oleh Israel sebagai "penahanan administratif" (pada 2022, jumlahnya 860 orang).
Sementara lebih dari 2,3 juta penduduk Gaza terus menghadapi masalah kelangkaan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan akibat blokade Israel di wilayah tersebut.
Hanya sejumlah kecil truk bantuan yang diperbolehkan masuk ke Gaza sejak pintu perlintasan perbatasan Rafah dibuka pada 21 Oktober.
Baca Juga: Israel Kebakaran Jenggot Putin Cenderung Bela Hamas, Langsung Panggil Dubes Rusia untuk Protes
Sumber : Anadolu Agency, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.