Sebagai protes atas serangan udara tersebut, Presiden Palestina Mahmoud Abbas membatalkan partisipasinya dalam pertemuan dengan Biden, Raja Yordania Abdullah II, dan presiden Mesir yang dijadwalkan akan dilakukan pada Rabu hari ini di Amman, Yordania untuk membahas perang tersebut.
Otoritas Palestina pimpinan Abbas menjalankan sebagian wilayah Tepi Barat.
Dengan puluhan ribu tentara berkumpul di sepanjang perbatasan, Israel diperkirakan akan melancarkan invasi darat ke Gaza – namun rencana tersebut masih belum pasti.
“Kami sedang mempersiapkan tahap perang selanjutnya,” kata juru bicara militer Letkol Richard Hecht.
“Kami belum mengatakan apa yang akan terjadi. Semua orang membicarakan tentang serangan darat. Ini mungkin sesuatu yang berbeda,” katanya.
Sepanjang hari Selasa, serangan udara menewaskan puluhan warga sipil dan setidaknya satu tokoh senior Hamas di bagian selatan Jalur Gaza, tempat militer Israel memerintahkan warga Palestina untuk mengungsi.
Seorang reporter Associated Press melihat sekitar 50 jenazah dibawa ke Rumah Sakit Nasser setelah serangan di kota selatan Khan Younis.
Baca Juga: Dihantam Roket Israel, Begini Pantauan Udara Kamp Pengungsian di Gaza
Serangan udara di Deir al Balah membuat sebuah rumah menjadi puing-puing, menewaskan seorang pria dan 11 wanita serta anak-anak di dalam dan di rumah tetangga mereka. Saksi mata mengatakan tidak ada peringatan sebelum serangan terjadi.
Tembakan dari tank Israel menghantam sebuah sekolah PBB di Gaza tengah tempat 4.000 warga Palestina mengungsi, menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya. Setidaknya 24 instalasi PBB telah diserang dalam seminggu terakhir, menewaskan sedikitnya 14 staf badan tersebut.
Militer Israel mengatakan pihaknya menargetkan tempat persembunyian, infrastruktur, dan pusat komando Hamas.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.