MOSKOW, KOMPAS.TV - Otoritas Rusia hari Minggu, (10/9/2023) melaporkan beberapa upaya sabotase terhadap pemilihan lokal di wilayah Ukraina yang saat ini dikuasai Rusia.
Pemilihan umum ditutup setelah pemilihan lokal yang diadakan selama akhir pekan di 79 wilayah di Rusia, dengan surat suara untuk gubernur, legislatif regional, dewan kota dan kota, serta di empat wilayah Ukraina yang dikuasai Moskow sejak tahun lalu, yaitu Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhzhia, serta di Semenanjung Krimea yang dikuasai Kremlin tahun 2014.
Pemungutan suara di wilayah Ukraina yang diduduki mendapat kecaman oleh Kiev dan negara-negara Barat sebagai pemilihan palsu dan pelanggaran hukum internasional, seperti laporan Associated Press, Senin, (11/9/2023)
Hasil suara yang sangat mendukung Partai Bersatu Rusia atau United Russia yang dipimpin Putin di seluruh Rusia dan di wilayah-wilayah yang dianeksasi telah memperkuat pesan domestik yang sudah lama diulang-ulang oleh Kremlin bahwa Putin adalah penjamin stabilitas yang paling kuat, seperti yang dilaporkan oleh Straits Times, Senin, (11/9/2023).
Calon yang didukung Kremlin memenangkan pemilihan di empat wilayah Ukraina yang dilanda perang, yaitu Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson, yang dinyatakan sebagai wilayah Rusia tahun 2022 dalam sebuah aneksasi yang dikecam oleh Kiev dan sekutunya sebagai ilegal.
Pejabat pemilihan Rusia hari Minggu, (10/9/2023) melaporkan upaya sabotase dalam pemilihan di wilayah yang dikuasai, di mana pasukan gerilyawan yang setia kepada Kiev sebelumnya telah membunuh pejabat pro-Moskow, meledakkan jembatan, dan membantu militer Ukraina dengan mengidentifikasi target-target kunci.
Sebuah serangan drone menghancurkan satu tempat pemungutan suara di provinsi Zaporizhzhia beberapa jam sebelum dibuka pada hari Minggu, kata Wakil Ketua Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia, Nikolai Bulaev, kepada para wartawan. Dia mengatakan tidak ada staf yang berada di tempat pemungutan suara saat serangan terjadi.
Baca Juga: Invasi Berlanjut, Rusia Serang Gudang Senjata Ukraina
Ella Pamfilova, yang memimpin Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia, menyebut insiden tersebut sebagai "tindakan teroris" saat berbicara dengan para wartawan pada hari yang sama, sambil menduga drone yang digunakan berasal dari Barat, meskipun tidak ada bukti yang disediakan.
Seorang pejabat yang diangkat oleh Rusia di wilayah tetangga, Kherson, hari Sabtu mengatakan sebuah granat tangan aktif ditemukan di dekat tempat pemungutan suara. Menurut Marina Zakharova, granat tangan itu disembunyikan di semak-semak di luar tempat pemungutan suara, dan pemungutan suara harus dihentikan sementara layanan darurat mengatasi masalah tersebut.
Sumber : Associated Press / Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.