Kompas TV internasional kompas dunia

Kecewa Barat Blokir Akses Ekspor Gandum Rusia, Putin Blak-blakan Ungkap Tuntutan Moskow ke Erdogan

Kompas.tv - 5 September 2023, 18:30 WIB
kecewa-barat-blokir-akses-ekspor-gandum-rusia-putin-blak-blakan-ungkap-tuntutan-moskow-ke-erdogan
Putin menegaskan sikap Rusia yang berkeras agar janji dan komitmen kepada Rusia dipenuhi sebelum kembali memberlakukan perjanjian gandum Laut Hitam, sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan tawaran alternatif yang diajukan tidak memenuhi ekspektasi, namun Turki bersama PBB menyiapkan paket proposal baru. (Sumber: Russia Presidential Office)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

SOCHI, KOMPAS.TV - Rusia akan kembali ke perjanjian gandum jika tuntutannya dipenuhi, dan negara itu tidak menganggap pengiriman makanan ke negara-negara miskin dalam kemitraan dengan Qatar dan Turki sebagai alternatif. 

Hal itu diungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam konferensi pers bersama dengan rekan sejawatnya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Setelah pertemuan selama tiga jam antara Putin dan Erdogan, pertemuan pertama antara kedua pemimpin ini sejak awal tahun ini, Putin mengungkapkan Rusia hanya ingin Barat memenuhi komitmen dan janji mereka sendiri kepada Rusia dalam perjanjian gandum Laut Hitam.

Sementara itu, Erdogan kembali menegaskan kesiapannya untuk ikut dalam penyelesaian konflik Ukraina, mengumumkan proposal baru tentang pemulihan perjanjian gandum, dan mengundang Presiden Rusia untuk mengunjungi Turki.

Berikut adalah pernyataan utama yang dibuat oleh Putin dan Erdogan setelah pertemuan mereka.

Perjanjian Gandum

Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan sikap Moskow yang berkeras agar janji dan komitmen kepada Rusia dalam perjanjian gandum Laut Hitam dipenuhi sebelum kembali memberlakukan perjanjian gandum.

Putin mengatakan, negara-negara Barat memblokir bagian dari pelaksanaan perjanjian gandum yang memastikan akses produk pertanian Rusia ke pasar global. "Artinya, mereka menolak mengangkat sanksi atas ekspor gandum dan pupuk kami, untuk melanjutkan pengiriman mesin pertanian dan suku cadang ke Rusia, untuk menghapus hambatan logistik dan penyewaan kapal, serta untuk layanan perbankan dan asuransi untuk pengiriman ini," ujar Putin.

Putin lebih jauh menuturkan, "Pada awalnya, kami setuju untuk berpartisipasi di dalamnya, dengan mediasi Presiden Erdogan dan PBB. Perjanjian itu mendekati masa berakhirnya, tetapi tidak ada satu pun kewajiban terhadap Rusia yang dipenuhi. Kami diminta untuk memperpanjang partisipasi kami di dalamnya dengan janji untuk segera memenuhi semua kewajiban sebelumnya. Kami memperpanjangnya, tetapi tidak ada yang terjadi," tutur Putin.

"Kemudian, untuk ketiga kalinya, kami diminta untuk memperpanjang partisipasi kami dengan janji untuk memenuhi kewajiban yang telah dibuat kepada kami. Dan, seperti sering terjadi dengan mitra-mitra Barat kami, mereka mengecewakan kami kali ini juga: mereka tidak melakukan apa pun. Nah, begitulah," tambah Putin.

Baca Juga: Perundingan Gandum Putin - Erdogan: Rusia Ngotot dengan Tuntutannya ke Barat, Ukraina Mencak-mencak

Putin menegaskan sikap Rusia yang berkeras agar janji dan komitmen kepada Rusia dipenuhi sebelum kembali memberlakukan perjanjian gandum Laut Hitam, sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan tawaran alternatif yang diajukan tidak memenuhi ekspektasi, namun Turki bersama PBB menyiapkan paket proposal baru. (Sumber: Russia Presidential Office)

"Sekarang kami mengatakan bahwa kami tidak menentang perjanjian tersebut, kami siap kembali ke dalamnya segera setelah janji yang dibuat kepada kami terpenuhi. Itu saja. Jika hari ini mereka memenuhi janjinya, dalam beberapa hari ke depan kami akan kembali sepenuhnya, kami akan melakukan semua yang mereka inginkan dari kami," pungkas Putin.

Selain itu, Ukraina disebut menggunakan koridor kemanusiaan di Laut Hitam untuk serangan teroris terhadap fasilitas sipil dan militer Rusia. "Ini tidak dapat ditoleransi lagi," tandas Putin.


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, tawaran alternatif yang diajukan dalam agenda tidak memenuhi ekspektasi dalam hal keamanan dan aspek lainnya, namun Turki bersama PBB menyiapkan "paket proposal baru" untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut, kata Erdogan.

"Saya berbagi dengan rekan sejawat saya dan teman saya bahwa kami siap mengadakan konsultasi semacam itu. Kami akan menyiapkan paket baru konsultasi dengan PBB. Saya percaya bahwa kami akan dapat mencapai hasil dalam hal ini. Turki akan berusaha keras dalam hal ini, dan kami percaya bahwa kami akan mencapai hasil dalam kesepakatan ini sesegera mungkin," kata Erdogan.

Sejuta ton gandum untuk negara miskin

Rusia akan mengirim sejuta ton gandum dengan harga diskon untuk diproses di Turki, dan setelahnya akan dikirimkan ke negara-negara miskin secara gratis, kata Putin. Ia menambahkan, Rusia dan Turki mengharapkan bantuan dari Qatar dalam sisi pembiayaan dalam hal ini.

Erdogan menyatakan, “Mari kirim satu juta ton ke negara-negara termiskin, dan kami bersedia bekerja sama dalam hal ini dan bahkan mengurus logistiknya. Kami siap mengirim satu juta ton ke negara-negara termiskin di Afrika sebagai bagian dari operasi ini."

Erdogan mencatat dan memberi tahu Presiden Putin bahwa Turki siap melakukan segala yang mungkin, melakukan semua upaya, agar satu juta ton gandum diproses oleh industri penggilingan Turki, dan kemudian mengirimkan tepung ini ke negara-negara Afrika yang paling termiskin.

Erdogan menjelaskan tentang partisipasi Qatar untuk mendukung negara-negara Afrika yang paling miskin dan kurang berkembang. Setelah gandum diolah pabrik penggilingan, Qatar akan memberikan dukungan keuangan.

"Jadi, ini melibatkan tiga negara: Rusia, Turki, dan Qatar. Ini yang dikatakan oleh Qatar. Saya harap ini akan bermanfaat bagi negara-negara Afrika yang paling miskin dan kurang berkembang. Kami akan mendukung inisiatif ini," pungkasnya.

 

 




Sumber : TASS / Russia Presidential Office




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x