Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, mengatakan para pemimpin Afrika menantikan untuk berbicara lebih lanjut dengan Putin lebih lanjut pada hari Jumat tentang proposal perdamaian mereka.
"Kami berharap keterlibatan dan perundingan yang konstruktif dapat mengakhiri konflik yang sedang berlangsung," sambung Ramaphosa.
"Sejarah kami sendiri mengajarkan kami hal ini memang mungkin," imbuh dia.
Tanpa menyebutkan pertempuran di Ukraina secara khusus, Presiden Uganda Yoweri Museveni mengecam mereka yang menimbulkan konflik militer yang didorong oleh ideologi sebagai pemboros waktu dan peluang, menambahkan sejarah manusia akan berlanjut, apakah mereka suka atau tidak.
"Hanya perang yang dibenarkan adalah perang yang adil, seperti perang anti-kolonial. Perang hegemoni akan gagal dan membuang waktu dan peluang. Dialog adalah cara yang benar," kata Museveni.
Dalam pertemuan larut malam Jumat tentang proposal perdamaian di hadapan publik, Putin mengulangi penjelasannya kepada para pemimpin Afrika tentang asal-usul konflik dan tindakan Rusia dalam konflik tersebut, tanpa memberikan reaksi khusus terhadap saran-saran mereka.
Para pemimpin Afrika mengatakan mereka mengharapkan mendengar reaksi rinci Putin dalam bagian pertemuan berikutnya yang bersifat tertutup.
Baca Juga: Kremlin: KTT Rusia-Afrika akan Dihadiri 17 Kepala Negara, Bahas Ekspor Gandum dan Pupuk ke Afrika
Sementara itu KTT Rusia-Afrika menandai upaya Kremlin yang diperbaharui untuk memperkuat hubungan dengan benua berpenduduk 1,3 miliar orang yang semakin tegas di panggung global.
Lima puluh empat negara Afrika membentuk blok pemungutan suara terbesar di PBB dan lebih terpecah dibandingkan dengan wilayah lain dalam resolusi Majelis Umum yang mengkritik tindakan Rusia di Ukraina.
Hanya ada 17 kepala negara yang hadir di KTT, dibandingkan dengan 43 pada KTT Rusia-Afrika pertama pada tahun 2019, jumlah kehadiran yang menurun secara tajam yang Kremlin atributkan kepada apa yang mereka sebut sebagai tekanan Barat "yang menyakitkan" untuk menghalangi negara-negara Afrika hadir.
Putin memuji peran Afrika dalam "tatanan dunia multipolar" yang muncul, mencatat "era hegemoni satu atau beberapa negara semakin berkurang, meskipun tidak tanpa perlawanan dari mereka yang terbiasa dengan keunikan dan monopoli mereka dalam urusan global."
"Rusia dan Afrika bersatu oleh keinginan luhur untuk mempertahankan kedaulatan sejati dan hak untuk jalur pembangunan mereka sendiri di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan bidang lainnya," kata Putin.
Dia mengatakan Rusia berencana memperluas perdagangan dan hubungan ekonomi dengan Afrika dan terus berusaha untuk meringankan beban utang mereka dengan menghapuskan $90 juta dari utang mereka.
Putin mencatat Moskow juga siap untuk memperkuat hubungan pertahanan dengan negara-negara Afrika dengan membantu melatih militer mereka dan memperluas pasokan peralatan militer, beberapa di antaranya tanpa biaya.
Sumber : TASS / Associated Presss
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.