SEOUL, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) mengerahkan kapal selam bersenjata nuklir ke Korea Selatan hari Selasa (18/7/2023) untuk pertama kalinya dalam empat dekade terakhir.
Kunjungan periodik oleh kapal selam rudal balistik berkekuatan nuklir AS ke Korea Selatan menjadi salah satu dari beberapa kesepakatan yang dicapai oleh kedua presiden negara itu pada bulan April sebagai tanggapan terhadap ancaman nuklir yang semakin meluas dari Korea Utara.
Selain itu, Korea Selatan dan AS juga sepakat membentuk Kelompok Konsultasi Nuklir bilateral dan memperluas latihan militer, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press pada hari Selasa, (18/7/2023).
USS Kentucky, sebuah kapal selam kelas Ohio, tiba di pelabuhan Busan, Korea Selatan, hari Selasa siang, (18/7/2023), demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Selatan. Ini merupakan kunjungan pertama kapal selam berkekuatan nuklir AS ke Korea Selatan sejak tahun 1980-an.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-Sup menyebut kunjungan kapal selam ini sebagai unjuk kekuatan dari tekad AS dalam melaksanakan komitmen "penanggulangan yang diperluas," yaitu janji AS untuk menggunakan seluruh kemampuan militernya, termasuk senjata nuklir, untuk melindungi sekutunya.
Ia mengatakan kunjungan kapal selam ini "menunjukkan kemampuan dan posisi yang mendominasi dari kedua negara terhadap Korea Utara."
Selama Perang Dingin pada akhir tahun 1970-an, kapal selam rudal balistik berkekuatan nuklir AS sering kali mengunjungi Korea Selatan, kadang-kadang dua atau tiga kali dalam sebulan, menurut Federasi Ilmuwan Amerika. Pada saat itu, AS memiliki ratusan hulu ledak nuklir yang ditempatkan di Korea Selatan. Namun, tahun 1991, AS menarik kembali semua senjata nuklirnya dari Semenanjung Korea.
Baca Juga: Ancaman Korea Utara ke AS Serius, Tembakkan Rudal Balistik Hwasong-18 yang Sempat Terbang 74 Menit
Ambisi nuklir Korea Utara menjadi lebih mendesak setelah negara itu mengancam akan menggunakan senjata nuklir dalam konflik dengan para rivalnya dan melakukan sekitar 100 uji coba rudal sejak awal tahun lalu.
Pekan lalu, Korea Utara melakukan uji coba kedua dari rudal balistik antarbenua yang lebih mobile dan kuat yang dirancang untuk menyerang daratan Amerika Serikat.
Setelah mengamati peluncuran itu, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, berjanji untuk lebih memperkuat kemampuan perang nuklir negaranya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.