Salah seorang pria memperlihatkan foto ayahnya yang tewas, dengan menuntut agar pelaku melihatnya.
Sementara itu, Bertha Benavides, menceritakan bagaimana kehilangan suaminya, Arturo, yang telah menemani 34 tahun bersama, membuat dia dan anak-anaknya merasa kesepian.
"Kau meninggalkan anak-anak tanpa orang tua, kau meninggalkan pasangan tanpa pasangan mereka, dan kami masih membutuhkan mereka," kata Benavides kepada Crusius.
Ada pula pernyataan Amaris Vega, yang bibinya menjadi korban tewas dan ibunya yang berhasil selamat meski mengalami luka di dadanya.
Di pengadilan, Vega mengecam "manuskrip yang menyedihkan dan memalukan" dari Crusius yang berjanji akan mengusir orang-orang Hispanik dari Texas.
"Tapi tebak apa? Kau gagal. Kami masih ada di sini dan kami tidak akan pergi. Dan selama empat tahun ini, kau terjebak di sebuah kota yang penuh dengan orang-orang Hispanik. Jadi biarkan itu meresap," ucapnya.
Selama mendengarkan kesaksian para korban, Crusius terkadang memberikan respons dengan bergerak-gerak di kursinya atau menganggukkan kepalanya dan tampak sedikit memperlihatkan emosinya.
Sebelum penembakan di El Paso itu terjadi, Crusius terlihat terobsesi dengan perdebatan imigrasi di AS, mengirim tweet dengan tagar #BuildtheWall dan membuat postingan yang memuji kebijakan perbatasan yang keras dari mantan Presiden Donald Trump.
Saat tahap hukuman dimulai, beberapa advokat hak imigran membuat seruan baru kepada para politisi untuk melunakkan retorika mereka tentang imigrasi.
Akan tetapi, para politisi Partai Republik, termasuk gubernur Texas Greg Abbott, telah mendorong tindakan yang lebih agresif untuk memperketat perbatasan selatan AS.
Baca Juga: Keluarga Korban Penembakan Texas Menunggu Jenazah Tiba
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.