ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, akhirnya kembali terpilih sebagai pemimpin negara itu untuk yang ketiga kalinya.
Kesuksesan tersebut dipastikan setelah Erdogan meraih kemenangan pada putaran kedua Pemilihan Presiden Turki 2023, Minggu (28/5/2023).
Pengamat menilai dengan keberhasilan itu akan memuluskan keinginan Erdogan untuk mengembalikan hegemoni kekaisaran Turki.
Baca Juga: Pendukung Erdogan Ejek Kilicdaroglu Usai Kembali Jadi Presiden Turki: Selamat Tinggal Kemal
Di era Erdogan, Turki memperlihatkan kemampuannya dalam perangkat keras militer.
Erdogan disebut ingin membuat negaranya menjadi tuan rumah industri pertahanan, sebagai tanda dari kemandirian global.
“Ia ingin melihat kelahiran kembali Kekaisaran Turki, keyakinan bahwa Turki ditakdirkan untuk menjadi hegemoni secara regional, tetapi juga kekuatan global di abad ke-21,” ujar Pengajar Tamu di Pusat Amerika Serikat dan Eropa di Institusi Brooking, Asli Aydintasbas dikutip dari Vox.
“Jelas ada sentiment kekaisaran baru, tetapi ia telah meyakinkan kepada public Turki bahwa inilah jalan yang harus diambil Turki,” tambahnya.
Erdogan menggunakan visi nasionalistik ini untuk keuntungan politik domestiknya.
Ia melakukannya sebelum pemilihan, dan para ahli mengatakan ia tak mungkin berbalik arah sekarang, bahkan jika kekuasaannya telah aman.
Menurut Sibel Oktay, profesor dari ilmu politik Universitas Illinois, Springfield, menegaskan, bagi Erdogan kebijakan luar negeri tidak hanya mempriortaskan keamanan nasional.
Baca Juga: Biden Beri Selamat ke Erdogan yang Jadi Presiden Turki Lagi, Padahal Sempat Dituduh Dukung Oposisi
“Tetapi juga memastikan bahwa apa pun yang Anda lakukan di domain asing, entah bagaimana memperkuat tangan Anda pada pemilihan berikutnya,” kata Oktay.
Erdogan meraih kemenangan dalam pemilihan Presiden Turki setelah meraih 52,14 persen suara.
Sementara itu, rival Erdogan, Kemal Kilicdaroglu hanya meraih 47,9 persen suara.
Sumber : Vox
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.