Insiden tersebut memancing banyak kritikan dari media sosial di China, dengan beberapa pengguna menyerukan boikot kepada Cathay Pacific.
Kepala Eksekutif Hong Kong, John Lee juga menyebut insiden itu telah menyakiti hari dari compatriot di Hong Kong dan di China daratan.
CEO Cathay Pacific, Ronald Lam pun meminta maaf atas insiden tersebut.
Ia pun menegaskan akan memimpin langsung satuan tugas untuk melakukan peninjauan terhadap kode etik perusahaan.
Cathay Pacific telah mencoba kembali meraih keuntungan setelah wilayah China dan Hong Kong telah menghilangkan pembatasan pandemic yang tersisa.
Maskapai mewah tersebut telah dihajar oleh peraturan karantina yang ketat dan penutupan perbatasan.
Baca Juga: Wabah Kolera, 17 Orang Tewas di Afrika Selatan dan 9 Orang Tewas di Zimbabwe
Hal itu kemudian memicu pemecatan besar-besaran pada 2020.
Menurut Jurnalis Berita Penerbangan online Flight Global, Greg Waldron, hal itu membuat Cathay Pacific tak bisa mengecualikan China.
“Cathay sangat bergantung pada China, yang merupakan pasar utama bagi perusahaan untuk perjalanan masuk ke Hong, Kong serta lalu lintas transit ke jaringan Cathay yang lebih luas,” tuturnya.
Jika dampak dari insiden ini membuat kepercayaan China menggunakan maskapai ini berkurang, maka hal itu akan menjadi pukulan telak bagi Cathay.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.