NEW YORK, KOMPAS.TV - Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi menyatakan "keprihatinannya" terhadap Amerika Serikat setelah laporan pers mengungkapkan penyadapan komunikasi Sekretaris Jenderal Antonio Guterres, kata juru bicaranya hari Selasa, (18/4/2023).
"PBB secara resmi menyatakan keprihatinannya mengenai laporan baru-baru ini bahwa komunikasi Sekretaris Jenderal dan pejabat senior PBB lainnya telah menjadi sasaran pengawasan dan campur tangan pemerintah AS," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Tindakan seperti itu, kata Dujarric, "tidak sesuai dengan kewajiban (AS) , disebutkan dalam Piagam PBB dan Konvensi Hak Istimewa dan Kekebalan Perserikatan Bangsa-Bangsa".
AS telah menyadap setidaknya empat percakapan Guterres dengan pejabat PBB lainnya, termasuk di Ukraina, menurut The Washington Post, mengutip dokumen rahasia Pentagon yang dibocorkan baru-baru ini.
Jaksa AS pekan lalu mengajukan dakwaan terhadap seorang penerbang berusia 21 tahun karena diduga membocorkan ratusan dokumen rahasia AS tentang perang di Ukraina, serta penilaian intelijen di bagian lain dunia.
Baca Juga: Persidangan Pelaku Pembocoran Dokumen Rahasia AS Dimulai, Sempat Diteriaki Ayahnya
Dua dari empat dokumen itu belum pernah dilaporkan sebelumnya dan menguraikan percakapan yang terintersep yang membuka pandangan baru tentang interaksi Guterres dengan pejabat PBB dan pemimpin dunia, termasuk kekecewaannya atas penolakan kunjungannya ke wilayah yang dilanda perang di Ethiopia dan kekesalannya terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Dokumen-dokumen tersebut adalah bagian dari sebuah kumpulan laporan keamanan nasional yang diduga bocor ke platform pesan online Discord oleh seorang anggota Massachusetts Air National Guard dan mengungkap rahasia tentang berbagai hal, dari kelemahan pertahanan udara Ukraina hingga spesifikasi tentang bagaimana AS memata-matai sekutunya dan mitranya.
Dalam dokumen tersebut diantaranya tertulis, Amerika Serikat memiliki keprihatinan serius tentang kemampuan Ukraina untuk membuat keuntungan yang signifikan dalam serangan balasan yang akan datang, serta kapasitas Kiev untuk tetap bertahan melawan serangan Rusia, menurut sebuah laporan pada hari Selasa.
Dokumen-dokumen itu adalah bagian dari kumpulan materi yang sangat sensitif yang telah diposting online, memicu penyelidikan kriminal AS atas pelanggaran yang menurut Pentagon menimbulkan risiko "sangat serius" bagi keamanan nasional.
Ukraina diperkirakan akan melancarkan serangan terhadap pasukan Rusia yang menyerang pada musim semi – dorongan militer besar pertama tahun ini.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.