Baca Juga: China Turun Tangan atas Situasi Palestina, Minta Israel Tahan Diri
Ketika para ahli WHO mengunjungi China pada 2021, untuk menyelidiki asal-usul pandemic, mereka membiarkan China mendikte banyak hal yang mereka lihat dan katakana.
Sebuah laporan temuan yang dikeluarkan setelah kunjungan tersebut memberikan sedikit kejelasan tentang kemungkinan asal-usul Covid-19.
Kemudian pada bulan lalu, sejumlah ilmuwan internasional termasuk dari Australia dan Prancis, telah menemukan urutan gen yang sebelumnya tak terlihat dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan pada basis data online.
Urutan itu telah diunggah para peneliti China, termasuk beberapa yang berafiliasi dengan CDC negara itu.
Para ilmuwan internasional mengunduh data dan menemukan bahwa sampel yang kembali positif virus Corona, juga mengandung materi genetik yang cocok dengan anjing rakun.
Menurut para ilmuwan, itu menunjukkan bahwa hewan itu bisa menjadi inang perantara untuk virus sebelum berpindah ke manusia.
Tapi setelah mereka menghubungi para ilmuwan China yang mengunggah data, data itu menghilang dari basis data online.
WHO pun menegur pejabat China karena tidak membagikan data sebelumnya, dan bertanya mengapa data itu hilang lagi.
Baca Juga: Pemerkosa Kabur dari Penjara dengan Pura-pura Tewas, Akhirnya Ditangkap di Luar Negeri
“Data ini bisa dan seharusnya dibagikan tiga tahun lalu,” Kata Gubernur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Maret lalu.
Kritik itu digaungkan pada Kamis (6/4), oleh Pemimpin Teknis Tanggapan Virus Corona WHO, Maria Van Kerkhove, dalam sebuah opini di jurnal Science.
Ia menuliskan bahwa kegagalan berbagi informasi telah memicu politisasi pertanyaan asal-usul Covid-19.
Ia mengakui bahwa pada penyelidikan awal terhadap asal-usul virus, WHO tak memiliki akses tak terbantah ke data mentah.
Sumber : New York Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.