KIEV, KOMPAS.TV - Listrik di Ukraina kembali menyala dan untuk pertama kalinya diekspor usai enam bulan berhenti.
Hal itu merupakan hasil dari pulihnya infrastruktur energi yang sempat hancur usai kerap diserang Rusia.
Rusia memulai serangan berkala terhadap fasilitas energi di Ukraina sejak akhir Oktober lalu.
Itu membuat listrik mati dan kerap membuat kota dan wilayah-wilayah Ukraina gelap gulita saat musim dingin.
Baca Juga: Ukraina Bakal Perkuat Pertahanan di Perbatasan Belarusia, Sebar Ranjau Anti-Tank
Ukraina pun terpaksa menghentikan pengiriman listrik namun kini mereka kembali menjual kelebihan dayanya lagi.
Menteri Energi Ukraina, Herman Halushchenko menandatangani perintah eksekutif untuk mengotorisasi ekspor listrik, meski pembeli lokal menjadi prioritas.
Ia mengatakan sistem tersebut telah memproduksi kapasitas ekstra listrik selama hampir dua bulan, dan Ukraina tak menghadapi pembatasan.
“Musim dingin yang paling sulit telah berlalu,” kata Halushchenko, Jumat (7/4/2023) seperti dikutip dari BBC.
“Langkah selanjutnya adalah mulai mengekspor listrik, yang akan memungkinkan kami menarik sumber daya keuangan tambahan untuk rekonstruksi yang diperlukan dari infrastruktur energi yang hanucr dan rusak,” tambahnya.
Halushchenko juga memuji pekerjaan besar para insinyur, dan mitra internasional Ukraina untuk memulihkan sistem.
Bulan lalu, warga di seluruh Ukraina mengatakan pasokan listrik sudah mulai kembali.
“Kota telah bertransformasi,” ujar warga Dnipro, Inna Shtanko.
Baca Juga: Konflik Memanas, Israel Panggil Pasukan Cadangan usai Serangan Mematikan terhadap Turis
“Akhirnya, lampu jalanan kembali, dan tak lagi menyeramkan berjalan di jalanan kota,” tambahnya.
Namun, operator listrik negara, Ukrenergo, memperingatkan Ukraina tak boleh bergantung pada berhentinya serangan Rusia.
Ukrenergo mengatakan pada Sabtu (8/4/2023), bahwa Rusia telah meluncurkan 1.200 rudal dan drone ke fasilitas energi sepanjang perang.
Perusahaan itu menggambarkan serangan itu sebagai usaha besar untuk menghancurkan sistem energi Eropa.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.